Minggu, 26 Juni 2011

MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR

A. PENGERTIAN:

Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari kursi roda ke tempat tidur.

B. TUJUAN:

1. Melatih ototo skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse
2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)

C. PERSIAPAN MEMINDAHKAN KLIEN KEATAS TEMPAT TIDUR

1. Kaji tingkat kenyamanan,toleransi aktivitas,kekuatan otot dan mobilisasi klien
2. Tinggi kan tempat tidur dengan ketinggian yang nyaman untuk bekerja
3. Pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan klien pada posisi sebelumnya
4. Dapatkan bantuan tambahan bila diperlukan
5. Jelaskan prosedur pada klien
6. Cuci tangan
7. letakkan tempat tidur pada posisi datar dengan roda tempat tidur terkunci

D. PERSIAPAN LINGKUNGAN
Persiapan lingkungan yang harus di perhatikan adalah:
1. Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien (kondusif)
2. Tutup pintu atau gorden menjaga privacy pasien




LANGKAH-LANGKAH MEMINDAHKAN KLIEN YANG TAK BERDAYA KEATAS TEMPAT TIDUR(1 PERAWAT)

1. lengkapi persiapan diatas
2. letakkan klien bersandar dengan bagian kepala tempat tidur rata.berdiri di satu sisi tempat tidurmemudahkan perawat mengkaji kesejajaran tubuh dan mengurangi tarikan gravitasi tubuh klien bagian atas
3. tempatkan bantal dibagian kepala tempat tidurmencegah kepala klien membentur tempat tidur
4. mulai pada kaki klien.hadapkan kaki tempat tidur pada sudut 45.letakakan kaki terbuka dengan kaki yang terdekat kepala dari tempat tidur di belakang kaki yang lain.fleksikan lutut dan pinggul yang diperlukan untuk membawa lengan perawat setinggi kaki klien.pindahkan berat badan perawat dari kaki depan ke kaki belakang dan geser kaki klien sejajar bagian kepala tempat tidurpengaturan posisi dimuilai pada kaki klien karena lebih ringan dan lebih mudah.menghadap arah gerakan menjamin keseimbangan yang tepat.pemindahan berat badan perawat mengurangi gaya yang diperlukan untuk menggerakan beban.gerakan diagonal memungkinkan menarik sesuai arah gaya.fleksikan lutut mendekati pusat gravitasi dan menggunakan otot paha dari pada otot punggung.
5. bergerak sejajar pada pinggul klien.fleksi lutut dan pinggul yang diperlukan untuk membawa lengan perawat setinggi pinggul klienmempertahan kan kesejajaran tubuh perawat yang sesuai.dekatkan objek sedekat mungkin dengan perawat untuk dipindahkan dan rendahkan pusat gravitasi.gunakan otot paha daripada otot punggung.
6. geser pinggul klien sejajar arah kepala tempat tidurmeluruskan kaki dan pinggul klien.
7. pindahkan kepala klien dan bahu klien secara parallel.fleksikan lutut dan pinggul yang diperlukan untuk membawa tinggi lengan dengan tubuh klienmempertahan kan kesejajaran tubuh yang sesuai.
8. masukkan lengan perawat yang terdekat bagian kepala tempat tidur kebawah leher klien,dengan tangan memegang kebawah dan menyokong bahumempertahankan kesejajaran tubuh dan mencegah cidera selama pergerakan
9. letakakan lengan perawat yang lain dibawah punggung bawah klienmenyokong berat badan klien dan mengurangi friksi
10.geser tubuh,bahu,kepala dan leher klien secara diagonal kearah kepala tempat tidurmeluruskan kembali tubuh klien disis tempat tidur
11.tinggikan sisi bergerak.pindahkan kesisi tempat tidur yang lain dan rendahkan sisi bergerakmelindungi klien jatuh dari tempat tidur
12.pusat klien ditengah tempat tidur,pindahkan tubuh pada ketiga bagian yang samamempertahan kan kesejajaran tubuh,memberikan ruang yang cukup untuk bergerak,dan ,member keamanan pada klien

MEMBANTU KLIEN PINDAH KEATAS TEMPAT TIDUR(1/2 PERAWAT)

1. lengkapi Persiapan
2.letakkan klien bebaring pada bagian kepala tempat tidur ratamemudahkan perawat mengkaji kesejajaran tubuh.mengurangi tarikan gravitasi pada tubuh klien bagian atas
3.letakkan bantal dikepala tempat tidurmencegah kepala klien membentur tempat tidur
4.hadapkan kepala tempat tidur
a.jika 2 perawat membantu klien setiap perawat harus meletakkan satu lengan nya dibawah bahu klien,dan lengan lain berada dibawah paha
b.posisi alternative.posisi satu perawat dibagian atas tubuh klien.lengan perawat yang terdekat dengan bagian kepala tempat tidur harus berada dibawah kepala klien dan berlawanan dengan bahu.lengan lain harus dibawah lengan terdekat dari bahu klien.posisi perawat lain berada pada bagian bawah tubuh klien.lengan perawat harus berada dibawah punggung bagian bawah dan batang tubuh klien
5.letakkan kaki terbuka dengan kaki terbuka dibagian kepala tempat tidur dibelakang kaki yang lain.
6.minta klien untuk memfleksikan lututnya dengan kaki rata pada tempat tidurmemudahkan klien mnggunakan otot femoral selama bergerak
7.instruksikan klien untuk memfleksikan lehernya,miringkan dagu kearah dadamencegah hyperekstensi pada leher
8.instruksikan klien untuk membantu dengan mendorong kakinya pada permukaan tempat tidurmeningkatkan mobilisasi klien
9.fleksikan lutut dan pinggul perawat,bawa lengan bawah perawat lebih dekat tempat tidur
10.instruksikan klien untuk mendorong dengan tumitmempersiapakn klien pindah
11.pada hitungan ketiga,goyang dan ubah berat dari kaki depan ke kaki belakangmenggoyang memungkinkan perawat mencapai keseimbangan

E.TEKNIK MEMINDAHKAN KLIEN

a. PERSIAPAN UNTUK TEKNIK MEMINDAHKAN

a.kaji kekuatan otot,mobilisasi sendi,paralisis atau pareksis,hypotensi ortostatik,toleransi aktivitas,tingkat kesadaran,tingkat kenyamanan dan kemampuan klien mengikuti instruksi.
b.siapkan peralatan dan persediaan yang dibutuhkan
-transferbelt(bila diperlikan )mengurangi resiko cidera.
-kursi roda(posisi pada sudut 45 dari tempat tidur,rem terkinci,memindahkan kaki istirahat,rem tempat tidur terkunci)
-brankar(posisi tempat tidur pada sudut 90,rem brankar terkunci,rem tempat tidur terkunci)
c.jelaskan prosedur pada klien
d.tututp pintu dan gorden
e.cuci tangan


b. MEMBANTU KLIEN BERJALAN DARI KURSI RODA KETEMPAT TIDUR

Seperti halnya tindakan lain,membantu pasien berjalan memerlukan persiapan.perawat mengkaji toleransi terhadap aktivitas,kekuatan,adanya nyeri,koordinasi dan keseimbangan pasien untuk menentukan jumlah bantuan yang diperlukan pasien.aktivitas ini mungkin memerlukan alat seperti kruk,tongkat dan walker.namun pada prinsipnya perawat dapat melakukan aktivitas ini meskipun tanpa menggunakan alat.

TUJUAN:

1.memulihkan kembali toleransi aktivitas
2.mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksit otot

PROSEDUR KERJA

1.jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.cuci tangan
3.minta pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan perawat
4.berdiri disamping pasien berpegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien
5.bantu pasien untuk jalan ketempat tidur
6.observasi respon pasien saat berdiri dari kursi roda
7.cuci tangan setelah prosedur dilakukan
8.catat tindakan dan respon pasien



MEMBANTU KLIEN DUDUK DITEMPAT TIDUR

a.melengkapi persiapan
b.letakkan klien pada posisi terlentang
c.pindahkan bantal dari tempat tidur klien
d.hadap kebagian kepala tempat tidur
e.letakkan kaki terbuka dengan kaki yang tertdekat tempat tidur dibelakang kaki yang lain
f.letakkan tangan yang terjauh dari klien dibawah bahu,menyookong kepala dan vertebra servikal
g.letakkan tangan lainnya diatas permukaan tempat tidur
h.tinggikan klien pada posisi duduk dengan mengubah berat perawat dari kaki depan ke belakang
i.dorong berlawanan dengan tempat tidur menggunakan lengan yang terletak dipermukaan tempat tidur













BAB II

DEMOSTRASI PEMINDAHAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR


1.komunikasikan dengan pasien tindakan yang akan di lakukan dan prosedurnya.
2.bersihkan tempat tidur pasien.
3.cuci tangan
4.pasang handskun
5.dekatkan kursi roda pasien ke tempat tidur.
6.kunci kursi roda pasien untuk memundahkan memindahkan pasien.
7.angkat kaki pasien secara perlahan
8.suruh pasien memegang bahu perawat
9.bantu pasien berdiri dan berjalan ke tempat tidur
10.pasien di dudukkan di tempat tidur.
11.perawat memegang kaki dan punggung pasien supaya pasien mudah tidur.
12.setelah pasien nyaman di tempat tidur
13.perawat minta izin untuk mengakhiri pertemuannya dengan perawat.




























PENUTUP



A.KESIMPULAN

Pemindahan pasien dari kursi roda ke tempat tidur dilakukan karena kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari kursi roda ke tempat tidur. serta memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

Peran perawat dalam hal ini adalah membantu pasien pindah dari kursi roda ketempat tidur tujuannya melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse,memberikan kenyamanan, mempertahankan kontrol diri pasien, memungkinkan pasien untuk bersosialisasi, memudahkan perawat yang akan mengganti seprei.

ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TENTANG
OTONOMI DAN BENEFICIENCE

Dosen Pembimbing: Ns.Vivi Okta Sanggara,S.Kep
Disusun Oleh Kelompok I:
Adria efendi
Dina permata sari
Feni widia
Indah widia satri
Meri Yanti
Ony fauzia harzah
Rama risni zarafia
Silvia anggraini
Vivi anggia

S1 Keperawatan
STIKES PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
2010/2011


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Tujuan
Bab II: Pembahasan
Otonomy
Berbuat baik (Beneficience)
Bab III: Penutup
Kesimpulan
Saran




Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena Rahmat dan Karunianya sehingga makalah tentang Perkembangan Organisasi Profesi Keperawatan ini dapat kami susun.
Makalah ini kami susun sesuai dengan tugas kami sebagai mahasiswa keperawatan akan kebutuhan kami dalam proses mencari bahan perkuliahan tentang Etika dan Hukum Keperawatan.
Makalah ini dapat di gunakan untuk semua kalangan dan profesi, supaya mereka bisa mendapatkan informasi mengenai apa yang kami bahas dalam makalah kami ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan pada beberapa buku dari berbagai perpustakaan, baik dari perpustakaan umum sampai perpustakaan khusus seperti perpustakaan Rumah Sakit Ahmat Muchtar Bukittinggi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini terutama pada oarang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada kami. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah ini.
Besar harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan khususnya dan kesehatan pada umumnya.

Bukittinggi, April 2011


Pemakalah



BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan /asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu dasar holistik. Tetapi sebelum mencapai itu, perawat juga mengikuti sekolah sampai ia mendapat ilmu pengetahuan serta mengetahui lembaga-lembaga yang terkait dalam keperawatan. Perawat memandang pasien/klien sebagai makhluk bio-psiko-sosiokultural dan spiritual yang berespon secara holistikdan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa lepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien .
Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika dan mengetahui otonomi dan berbuat baik karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia. Perawat harus bertundak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya.
Otonomi dan deficience dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para perawat dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama.
Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan.

Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat/kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai-pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan perawat.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar pembaca otonomi dan deficience seorang perawat.
2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai berbuat baik dalam keperawatan.
3. Mengetahui apa prinsip-prinsip otonomi.












BAB II
PEMBAHASAN

A. otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu sebelumnya Melakukan sesuatu tanpa memberikan informasi relefan yang penting diketahui klien dalam membuat suatu pilihan Memberitahukan klien bahwa keadannya baik padahal terdapat gangguan atau penyimangan Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki informasi tersebut Memaksa klien memberikan informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak bersedia menjelaskan nya.
Perawat menghargai manusia dalam penerapan otonomi, termasuk juga menghargai profesi lain dalam lingkup tugas perawat,misalnya dokter,ahli farmasi dan sebagainya.
Bagaimana kita bisa melihat otonomi profesi perawat?.........

Begini ceritanya :
Misalkan ada pasien datang menderita katakanlah " Penyakit Jantung"
Bila pasien ini tidak ditolong, pasien akan mengalami komplikasi lebih lanjut; apa za ?...... ya bisa kardiogenik syok, disrithmia, gagal jantung, dsb.
Nah untuk masalah itu, perawat nggak bisa buat pesan-pesan primer untuk mencegah atau mengatasi masalah.Untuk mengatasi atau mencegah masalah itu diperlukan pesan-pesan dari Dokter. Maka masalah itu disebut Masalah Kolaboratif.
Lalu apa pekerjaan otonom / mandiri perawat?????.....lihat saja.....pasien ini mengalamibanyak respon terhadap kondisi sakitnya.....apa saja ya ; misal dia cemas, dia gak bisa makan karena mual, dia berduka karena sakit yang dialami, dia kesepian, and masih banyak lagi...belum lagi nafasnya yang tersengal-sengal...dia perlu "Caring Person". Itulah perawat dia bisa buat "Pesan-Pesan Mandiri" untuk merawat, memberi perhatian pasien ini. Menolong mereka memenuhi "Kebutuhan Dasarnya", dan jika pasien ini tidak akan terselamatkan, perawat ini dengan sikap "Care" nya menolong individu ini untuk "Meninggal dengan damai" Itulah Fungsi Otonomi Perawat : "The Caring Person"...

Bila perawat memberi obat-obatan atas pesan dokter, itu sebenarnya hanyalah menolong individu ini memperoleh akses kepada pengobatan yang dibutuhkan.

Jadi Perawat bukan Pembantu Dokter,.tetapi "Caring Person"


B. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
contohnya :
Seorang klien yang mempunyai kepercayan bahwa pemberian transpusi darah bertentangan dengan keyakinanya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis . Sebelumnya kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyatan tertulis kepada dokter bahwa iya tidak mau dilakukan transpusi darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk dan terdapat pendarahan hebat, dokter seharusnya mengentruksikan untuk memberikan transpusi darah dalam hal ini akhirnya transpusi darah tidak diberikan karna prinsip beneficience. Walaupun sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi penyalah gunaan prinsip maleficienci (tidak melukai)





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, demi kesempurnaan makalah ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan seorang tenaga kesehatan.

Kamis, 14 April 2011

TUBUH MANUSIA

oleh : me’i



 Sel, jaringan, organ dan sistem :
 SEL yaitu bagian terkecil dari tubuh manusia
 Jaringan à sekelompok sel yang mempunyai fungsi fisiologis yang sama.
 Organ à unit struktural dan fungsional yang dibentuk dari beberapa jaringan yang berbeda yg melakukan fungsi spesifik. Contoh : lambung à organ utk penyimpanan dan pencernaan awal makanan.
 Sistem à kelompok organ yang bekerjasama untuk melakukan fungsi spesifik. Contoh : sistem pencernaan yg t.a. beberapa organ
 Sistem tubuh :
1. Sistem syaraf,
2. Sistem indera
3. Sistem muskuloskletal (rangka dan otot rangka)
4. Sistem endokrin (hormonal)
5. Sistem reproduksi
6. Sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah)
7. Sistem pernapasan (paru-paru dan saluran pernapasan)
8. Sistem pencernaan
9. Sistem eksresi (perkemihan)
10. Sistem imun, integumen
 Sistem rangka :
 Sistem rangka memberikan kerangka untuk penyangga tubuh dan mempertahankan bentuk tubuh.
 Rangka mengelilingi dan melindungi organ-organ interna.
 Fungsi utama rangka à memberikan sistem gerak oleh otot rangka, sehingga memungkinkan tubuh untuk bergerak.
 Masing-masing tulang dilekatkan satu sama lain dengan kompleks sendi yang memungkinkan berbagai gerakan.
 Sistem otot :
 Otot rangka dengan beberapa pengecualian melekat ke tulang, baik langsung maupun tdk langsung melalui tendon.
 Otot berkontraksi à menggerakkan tulang pada persendiannya.
 Beberapa otot melekat di sekitar sendi untuk memudahkan berbagai gerakan berlawanan.
 Otot rangka à ± 50% berat tubuh orang dewasa.
 Sistem syaraf dan indera :
 Fungsi sistem syaraf dan indera à melakukan kontrol dan koordinasi
 Terdapat indera khusus (panca indera) à mata, telinga, kulit, hidung dan lidah.
 Indera umum mencakup keseimbangan, nyeri, suhu tubuh, getaran, propriosepsi (posisi sendi dan otot).
 Sistem syaraf :
 Sistem syaraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medulla spinalis
 Sistem syaraf perifer terdiri atas syaraf-syaraf yang keluar dari otak (syaraf cranial) dan syaraf yang keluar dai medulla spinalis (syaraf spinalis) yg mempersyarafi (inervasi) seluruh tubuh.
 Kontrol gerakan à fungsi dari otak, yang menganalisis informasi yang masuk sehingga tubuh menghasilkan gerakan yang sesuai dan terkontrol.
 Sistem pencernaan makanan :
 Untuk menyediakan zat-zat dan energi yang diperlukan oleh sel tubuh à diperlukan nutrisi.
 Makanan mulai dicerna di mulut dengan mengunyah dibantu oleh kelenjar saliva.
 Makanan disimpan dan pencernaan dilanjutkan di dalam lambung
 Dimetabolisme à senyawa sederhana oleh enzim-enzim pencernaan lambung, usus halus, pankreas dan hepar.
 Sistem pencernaan makanan :
 Absorbsi zat makanan ke dalam kapiler darah à terjadi di usus halus.
 Absorbsi air masih terjadi di dalam usus besar.
 Sisa-sisa zat makanan yg tidak terabsorbsi à feces dikeluarkan melalui anus.
 Sistem kardiovaskuler :
 Seluruh sel tubuh membutuhkan zat-zat makanan seperti glukosa, asam amino dan oksigen. Sisa metabolisme seperti senyawa nitrogen, asam-asam, CO2 dan panas secara konstan juga harus dibuang dari sel.
 Fungsi ini à dijalankan oleh sistem sirkulasi Sirkulasi ini diprakarsai oleh jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah arteri.
 Sistem kardiovaskuler :
 Darah à dialirkan ke seluruh tubuh.
 Di dalam jaringan, darah mengalir melalui pembuluh darah yang sangat halus (kapiler).
 Di kapiler à pertukaran nutrisi, gas-gas, sisa metabolisme.
 Darah kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena. Vena-vena berjalan sejajar dengan pembuluh darah arteri.
 Sebelum kembali ke sirkulasi umum, darah dipompa ke paru-paru untuk pertukaran O2 dan CO2
 Sistem respirasi (pernafasan) :
 Sistem pernafasan à bertanggungjawab mengambil oksigen dari udara untuk dibawa ke seluruh sel dan jaringan tubuh. Juga untuk membuang CO2 dari dalam darah.
 Sistem pernafasan à rongga nasal, laring, trakhea, bronki dan paru-paru à pertukaran gas O2 dan CO2
 Sistem eksresi :
 Sampah nitrogen (terutama urea) dan asam-asam dibuang dari dalam tubuh melalui ginjal.
 Plasma darah disaring (difiltrasi) di glomerulus ginjal, masuk ke dalam tubulus. Di tubulus secara selektif permeabelà reabsorbsi cairan dan senyawa lain yang masih diperlukan oleh tubuh.
 Sisanya à urine à ureter à kandung kemih (vesica urinaria) à uretra
 Sistem endokrin :
 Pertumbuhan, metabolisme, keseimbangan cairan tubuh, reproduksi dsb, yg tidak memerlukan perubahan-perubahan cepat à koordinasi dilakukan oleh hormon à kelenjar endokrin.
 Hormon à darah à target organ.
 Kelenjar endokrin :
1. Kelenjar hipofisis (anterior, medulla, posterior)
2. Kelenjar tiroid mengontrol kecepatan metabolisme.
3. Kelenjar paratiroid mengontrol keseimbangan kalsium.
4. Kelenjar suprarenal atau adrenal mengontrol keseimbangan air dan garam, reaksi terhadap stres, metabolisme lemak, protein dan karbohidrat.
5. Pankreas mengontrol metabolisme karbohidrat dengan menghasilkan hormon insulin à diabetes mellitus
6. Kelenjar gonad (ovarium pada wanita dan testis pada pria) mengontrol perkembangan dan fungsi seksual à hormon estrogen, pogesteron pada wanita dan testosteron pada pria.
 Sistem reproduksi :
 Fungsi à melanjutkan keturunan à pembentukan sel-sel benih (sel gamet) pada pria dan wanita.
 Siklus menstruasi à setiap bulan dilepaskan satu sel telur yang matang (ovulasi)
 Sel telur à tuba uterina (tempat terjadinya pembuahan) atau fertilisasi oleh spermatozoa.
 Telur yang sudah dibuahi à kavum uteri dan membenamkan diri (implantasi) pada mukosa uteri.
 Embrio à berkembang di dalam uterus ± 38 minggu à lahir
 Jika tidak ada pembuahan à lapisan mukosa dinding uterus akan rontok ±14 hari setelah ovulasi à menstruasi.
 SEl
 Pengertian
 SEL yaitu bagian terkecil dari tubuh manusia, yang ukurannya sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop yg merupakan unit fungsional dari tubuh manusia.
 Fungsi sel
1. Makanan dan asimilasi
2. Pertumbuhan dan perbaikan
3. Metabolisme
4. Pernafasan
5. Exkresi
buangan dan sisa katabolisme: melalui paru, keringat, ginjal.
 STRUKTUR SEL / BAGIAN2 SEL
1. MEMBRAN SEL
membran plasma merupakan lapisan terluar dari sel, bersifat semipermeabel dan merupakan bahan yg aktif utk mengangkut bahan2 diluar & dalam sel.
Membran plasma dibangun dari susunan molekul lemak dan protein.
 2. PROTOPLASMA
Merupakan isi sel yang didalamnya terdapat cytoplasma, nukleus, organel2 sel, cairan berbentu koloid, tdk stabil dan didalamnya terdapat macam2 bahan terlarut, zat2 organik. Zat2 an organik, hormon dan enzim yg memberikan proses kehidupan pd sel tsb.
3. NUKLEUS ( INTI SEL)
Nukleus dibatasi oleh membran yg berpori & didalamnya terlihat sruktur yg memanjang & tdk mudah diamati dlm keadaan biasa disebut kromatin ( kromosom), secara kimia kromosom terdiri atas asam nukleat, dan protein. Asam nukleat yg utama disebut DNA.
pada umunya terletak ditengah sel, merupakan pusat kegiatan kimiawi utk hidupnya sel dlm mengatur pertumbuhan, perkembagan dan pembelahan sel, menentukan generasi selanjutnya dan mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan sifat2 yg diturunkan.

4. MITOKONDRIA
Adalah organel sel yg sangat komplek, berbentuk bulat panjang,membran bagian dalam berlekuk2 ( disebut kristal, berfungsi meluaskan bidang permukaan agar penyerapan oksigen lebih efektif)
mitokondria merupakan pusat tenaga utk aktifitas sel yg menghasilkan energi dlm bentuk ATP, energi ini digunakan utk berbagai aktifitas sel.
C6H12O6 + O2 à CO2 + H2O + energi (dlm bentuk ATP)
JAdi MITOKONRIA mrpk Tempat RESPIRASI SEL.

5. RIBOSOM
mtpk’ butiran glanuler sebagian tersebar dlm sitoplasma dan sering ditemukan menenpel pd retikulo endoplasma.

Ribosom berfungsi sbg tempat berlangsungnya sintesa protein, yg digunakan utk pertumbuhan, perkembangbiakan, perbaiakan sel2 yg rusak.
6. Retikulum Endoplasma
R.E adalah sistim membran yg terbentuk dari lipoprotein pd sitoplasma & terletak antara memran inti dg membran sitoplasma.
R.E berfungsi dlm sistim trasnportasi pd sintesa protein.
7. Badan Golgi
adalah benang2 (fibrin) yg terdpt ruang kecil yg mengandung sekrit.
8. Lisosom
lisosom dihasilkan oleh Badan golgi yg penuh protein dg berbagai macam enzim hidrolitik.
berperan dlm perombakan/ penghancuran sel2 rusak.
9. VAKUOLA
Vakuola berisi cairan yg didalamnya terlarut berbagai zat spt garam, alkoloid bahan makanan dan buangan mungkin juga terdpt d dlmnya.
 REPRODUKSI SEL ( PERKEMBANGBIAKAN SEL)
Sel memperbanyak diri dg 3 cara:
1. Amitosis
 memperbanyak diri secara langsung: dg cara membela diri satu menjadi dua, dua menjadi empat, dst.
 Prosesnya badan sel menggenting di tengan nukleus, sitoplasma menjadi dua sel yg bebas tp mempunyai sifat yg sama spt induknya.

2. MITOSIS à sel autosom / tubuh
 Memperbanyak diri secara tidak langsung: membela diri melalaui bbrp fase:
1.Fase 1 ( profase)
2.Fase II ( metafase)
3.Fase III ( Anafase)
4.Fase IV ( Telofase)
3. MIOSIS à GAMET / KELAMIN
8 FASE = 2 X MITOSIS
 PROFASE
 Dlm fase ini nukleus mengalami tiga macam perubahan.
1. Bentuk promatik berubah menjadi benang
2. Nukleus menghilang
3. Membran nukleus menghilang
 Perubahan yg terjadi pd protoplasma yaitu, sentrosom pecah menjadi 2 sentriol muda yg bergerak saling menjauhi.
 Metafase
 Dalam fase ini sentriol mudah saling mengeluarkan sinar ke tengah sehingga di tengah tampak sebuah garis disebut Equator sel, ini terjadi karena adanya perubahan sinar yg dipancarkan oleh kedua sentriol muda
 Anafase
 Dalam fase ini tiap kromosom pecah menjadi dua kromosom: tiap sel manusia terdapat 46 kromosom. Jd terdpt 92 kromosom, yg terpisah menjadi dua kelompok shg masing2 kelompok 46 kromosom muda ini bergerak saling menjauhi dan mengeluarkan equator.
 Telofase
 Dalam fase ini timbul nukleus baru yang menyelubungi kromosom muda yg sudah terletak saling berjauhan lagi sehingga terjadi lagi dua nukleus baru .
 Keadaan ini segera di ikuti oleh terbelahnya membran sel shg akhirnya batang2 kromosom berubah kembali menjadi bintik kromatin dan timbul nukleus baru maka terjadilah 2 menbran sel.
 Proses mitosis memakan waktu bbrp menit sampai bbrp jam tergantung pd sel tsb.
 Sel yg mengalami mitosis selama kita masih hidup : jaringan epitel, sel darah merah, kelenjer, dll
 Sel yang tidak pernah membelah secara mitosis : sel syaraf
 JARINGAN
 PENGERTIAN
 JARINGAN ADALAH; SEKUMPULAN SEL YANG SERUPA BENTUK , BESAR DAN FUNGSINYA SERTA TERIKAT MENJADI SATU.
 MACAM-MACAM JARINGAN
 JARINGAN EPITEL
 JARINGAN OTOT
 JARINGAN SARAF
 JARINGAN IKAT/ KONEKTIF
 JARINGAN EPITEL
 Jaringan penutup yang menutupi permukaan tubuh bagian luar dan dalam yang berhubungan dengan udara.
 Di dalam jaringan ini terdapat pembuluh darah
 Terdapat di permukaan kulit, selaput lendir, jalan nafas dan pencernaan/ viseral.
 JARINGAN EPITEL
 Bentuk jaringan ini terdiri dari ;
 Berbentuk gepeng/epitel skuamosa
 Berbentuk kubus/ epitel kuboidea
 Berbentuk silinder/ epitel kolumnar
 Pada beberapa tempat membentuk alat yang disebut kelenjarà menghasilkan getahà untuk sekresi/ pakai dan ekskresi/ buang.
 FUNGSI JARINGAN EPITEL
1. PROTEKSI, melindungi jaringan di bawahnya
2. ABSORPSI, menyerap zat-zat, mis. pd usus.
3. SEKRESI, mengeluarkan & menghasilkan zat-zat yg berguna bagi tubuh, mis. kelenjar
4. SENSASI, rangsang sensorik menembus sel epitel yg memiliki reseptor/ujung-ujung saraf sensorik
 FUNGSI JARINGAN EPITEL
5. EKSKRESI, mengeluarkan zat-zat yg sudah tdk berguna, mis. Epitel pd ginjal & kelenjar keringat
6. FILTRASI, menyaring zat-zat, mis. Dinding kapiler darah & kapsula bowman pd ginjal
7. DIFUSI, memperantarai difusi gas, cairan, & zat gizi
8. PEMBERSIH, epitel bersilia membantu membersihkan partikel & benda asing yg masuk ke saluran
 Jaringan IKAT
Adalah jaringan yg diantara sel-selnya terdapat banyak zat intraseluler yg terdiri dari serabut2 kenyal & serabut kolagen.
Fungsi à jaringan penyokong
Adalah sekumpulan sel khusus yg serupa bentuknya, besar dan fungsinya menunjang berbagai susunan yang ada disekitarnya.
 Fungsi sel2 jaringan ikat
 Membuat bahan2 intraseluler
 Membuat sel2 darah
 Fagositosis, memakan bakteri atau benda asing yang masuk kedalam tubuh.
 Membuat antibodi (zat kekebalan)
 Membuat hefarin yang berfungsi mecegah pembekuan darah didalam salurannya.
 Sel jaringan ikat dibedakan menjadi enam macam
 Sel makrofag dalah sel jaringan ikat yang bentuknya sangat besar dan dapat memakan sel-sel asing yang masuk tubuh.
 Sel mast adalah sel jaringan ikat yang sitoplasmanya banyak mengandung bintik-bintik, sel ini dapat menghasilkan hefarin.
 Sel fibroblas, sel-sel jenis ini yang paling banyak terdapat dalam jaringan ikat.
 Sel lemak adalah sel jaringan ikat yang menyimpan lemak.
 Sel plasma adalah sel jaringan ikat yang bentuknya seperti bola nukleusnya seperti roda (bulat pipih).
 Sel pigmen adalah sel jaringan ikat yang banyak terdapat dalam kulit dan bola mata.
 JARINGAN IKAT
 Fungsi utama: menyokong tubuh & mengikat atau menghubungkan beberapa macam jaringan yang berbeda.
 Fungsi lain:
- membentuk kerangka kerja mekanik untuk bergerak, mis.sistem rangka
 Merupakan substansi intrasel terbesar (disebut substansi dasar atau matriks)
 Matriks dapat berbentuk padat (mis.pd tulang), lunak (sbg jar.ikat longgar), atau cairan (mis.darah)
 JARINGAN IKAT
Macam-macam jaringan ikat:
1. Jaringan ikat longgar
- serat kolagen
- serat elastin
- serat retikular
2. Jaringan ikat fibrosa: sbgn bsr tersusun atas serat kolagen yg rapat
- ligamen & tendon
 JARINGAN IKAT
Macam-macam jaringan ikat:
3. Jaringan ikat khusus
- jaringan adiposa ® lemak
- tulang rawan/ kartilago ® serat kolagen dl
substansi gel
- tulang ® serat kolagen & mineral (kalsium
fosfat)
- darah
 Jaringan rawan (kartilago)
 Pengertian : jaringan yang mempunyai lubang-lubang kecil.
 Sifatnya lebih padat dan lebih kuat dari pada jaringan biasa, lelastis dan mudah dibengkokan, d iantara sel-selnya terdapat banyak pembuluh darah.
 Sel-sel tulang rawan disebut kondrosit dan sel yang masih muda disebut kondroblas.
 Macam-macam jaringan tulang rawan
 Kartilago hialin, banyak mengandung serabut-serabut hialin (tulang rawan bening) warnanya kehijuan dan licin.terdapat pada ujung sendi, rawan hidung, antara tulang rusuk dan tulang dada,badan embrio, larings, trakea dan bronkus.
 Kartilago elastis, banyak mengandung serabut-serabut elastis,warnanya kekuningan, terdapat di daun telinga epiglotis,
 Kartilago fibrosa, banyak mengandung serabut-serabut fibrosa, terdapat antara ruang tulang belakang dan sifisis.
 Tulang rawan banyak mengandung zat-zat inter selular Ca Co3. sifatnya kenyal, elastis, tidak mudah patah tetapi mudah di bengkokan.
 Fungsi jaringan rawan terdiri dari
1. penutup ujung-ujung tulang. Misalnya tulang iga.
2. pada embrio sebagai penyangga sementara yang kemudian akan merubah menjadi tulang keras.
3. sebagai penyangga misalnya tulang hidung telinga
4. penyambung antara tulang. Misalnya sendi-sendi
Thnks.............. GOOD LUCK

SISTEM IMUN

Oleh: me’i IMUNOLOGI
Ilmu yg mempelajari ttg
sistem & mekanisme
pertahanan tubuh
SISTEM IMUN
Sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau mikroorganisme
PATOGEN BAGI TUBUH MANUSIA
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Protozoa bersel satu
5. Parasit
FUNGSI SISTEM IMUN
Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit
Menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing yang masuk ke dalam tubuh
Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan
Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
STRUKTUR SISTEM IMUN
Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh ® organ limfoid
Organ limfoid: ‘rumah’ bg limfosit
Jaringan limfoid primer:
Kelenjar thymus
Sumsum tulang
Jaringan limfoid sekunder:
Berkapsul: limpa & kelenjar limf
Tdk berkapsul: tonsil, GALT (gut-associated lymphoid tissue), jar.limfoid di kulit, sal.napas, kemih, & reproduksi
Jaringan Limfoid
Merupakan jaringan yang memproduksi, menyimpan, & memproses limfosit
Mencakup: sumsum tulang, kel.limfe, limpa, thymus, tonsil, adenoid, appendiks, & agregat jar.limf di sal.cerna (GALT= gut-associated lymphoid tissue/ Plak Peyer)
SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem kekebalan tubuh ada 2:
1. Sistem Kekebalan Nonspesifik (natural immune system/ innate immune system)
→ Pertahanan tubuh terdepan
2. Sistem Kekebalan Spesifik (accuired immune system/ adaptive immune system)
Sistem Kekebalan Non-spesifik
Dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi tubuh dari kerusakan
Tidak dpt mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh
Tdd:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen
LAPISAN PERTAHANAN TUBUH
1. Pertahanan lapis pertama:
Pertahanan fisik (physical barrier)
2. Pertahanan lapis kedua:
Sel NK, granulosit, makrofag
3. Pertahanan lapis ketiga:
Sel B dan Sel T
Tingkatan Lapisan Pertahanan Melawan Infeksi
Pertahanan lapis pertama tdd:
 Kulit & membran mukosa yang utuh
 Kelenjar keringat, sebum, & air mata
® Mensekresi zat kimia & bersifat bakterisida
 Mukus, silia, & lysozim di lapisan epitel
 Rambut pd lubang hidung
 Flora normal
Gambar Jaringan Kulit

Berfungsi sebagai pertahanan awal
Mensekresi asam lemak dan keringat melalui kelenjar minyak dan kelenjar lemak
→ Denaturasi protein dinding sel bakteri
→ Mencegah infeksi masuk

Saluran pernapasan mensekresi lendir
→ Bakteri terperangkap
Sebagian lendir yang mengandung bakteri masuk ke dalam saluran pernapasan
→ Secara refleks dikeluarkan melalui bersin atau batuk
• Lisozim pada liur dan air mata
• Laktoperoksidase pada ASI
• Asam Lambung (HCl)
→ Lisis sel-sel bakteri
→ Bakteri tidak dapat masuk kedalam tubuh
Bakteri alami non patogen dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, karena bakteri patogen harus bersaing untuk mendapatkan tempat nutrisi dalam tubuh manusia sebelum menginfeksi
FUNGSI:
Melawan infeksi yang mampu menembus pertahanan lapis pertama
Terdiri dari:
 Fagosit dan Sel NK
 Protein Komplemen
 Interferon
 Sitokin
 Inflamasi
FAGOSIT
Merupakan sel darah putih yg punya kemampuan fagositosis
Tdd sel Mononuklear (monosit dan Makrofag) dan sel Polimononuklear (Basofil, Eosinofi, dan Netrofil)
SEL NK (Natural Killer Cell)
Merusak sel yg terinfeksi virus & sel kanker dengan melisiskan membran sel pd paparan I
Aktivasi Sistem Komplemen
Komplemen yg teraktivasi
1. Berikatan dg basofil & sel mast
® histamin keluar ® terjadi reaksi inflamasi
2. Berperan sbg faktor kemotaksis
® menarik dan mengarahkan sel fagosit
® fagositosis me↑
3. Berikatan dg permukaan bakteri
® terjadi opsonisasi ® partikel antigen dilapisi dg antibodi ® fagositosis
4. Menempel pd membran
® membentuk struktur berbentuk tabung yg melubangi membran sel ® lisis sel
Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan interferon
Interferon beraksi terhadap sel-sel yang belum terinfeksi agar lebih kebal terhadap virus
Interferon mengganggu replikasi virus (antivirus)
Interferon memperlambat pembelahan & pertumbuhan sel tumor dgn meningkatkan potensi sel NK & sel T sitotoksik (antikanker)
Interferon dapat meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag & merangsang produksi antibodi
Sitokin merupakan molekul yang dihasilkan oleh sel T dan berfungsi sebagai pembawa pesan antarsel yang membentuk sistem kekebalan
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau trauma
Pemeran utama: fagosit, seperti: neutrofil, monosit, & makrofag
Tahap Inflamasi
Bakteri masuk ke jaringan
 Vasodilatasi pembuluh darah pada area yg terinfeksi
 Aliran darah
 RUBOR/kemerahan & CALOR/panas
 Permeabilitas kapiler & venul meningkat
 Difusi protein & filtrasi air ke interstisial
 TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri
 neutrofil dan monosit keluar dari kapiler & venula ke interstisial
 Penghancuran bakteri di jaringan
 fagositosis (respons sistemik: demam)
 Perbaikan jaringan
Melibatkan dua jenis sel darah putih (limfosit) yang dihasilkan di sumsum tulang belakang
Limfosit yang telah matang akan berubah menjadi limfosit B (sel B) sedangkan yang belum dewasa akan menuju kelenjar timus dan terdeferensiasi menjadi limfosit T (sel T)
Sel B terdiri dari 2 macam:
1. Sel memori B, yang menentukan imunitas yang akan datang
2. Sel Plasma yang mensekresi antibodi
Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg memproduksi antibodi (Ab)
Ab disekresi ke darah atau limfa
Þ gamma globulin/imunoglobulin (Ig)/antibodi
Imunoglobulin (Ig)
1. Ig M
® Disekresi pd tahap awal respons sel plasma
® Berperan sbg reseptor permukaan sel B
2. Ig G (terbanyak di darah)
® Diproduksi jika tubuh berespons thd antigen yg sama
® Berperan jika terjadi invasi bakteri & virus, serta aktivasi komplemen
3. Ig E
® Melindungi tubuh dr infeksi parasit, merupakan mediator pd reaksi alergi, dan melepaskan histamin dari basofil & sel mast
4. Ig A
® Ditemukan pd sekresi sistem cera, napas, & perkemihan
5. Ig D
® Mengenali antigen pd sel B
Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi virus & pengaturan pd mekanisme kekebalan
Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaran
Terdiri dari:
 Sel T penolong
 Sel T Sitotoksik
 Sel T penekan
 Sel T memori
Macam-macam Sel T
Sel T Penolong
→ Mengenali sel fagosit dan mensekresikan protein → Memicu sel B dan sel T bereplikasi lebih banyak
Sel T Penekan
→ Menghambat respon perlawanan antigen
Sel T Memori
→ Pengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh dan menentukan imunitas yg akan datang
Sel T Sitotoksik
→ Membunuh sel yang terinfeksi dan virus bebas agar virus tidak bereplikasi
Bagaimana sel T (Limfosit) mengenali Antigen?
 Limfosit tidak dapat mengenali antigen
 Sel bantuan (dendrit) memproses dan mencerna antigen menjadi kepingan-kepingan dan mengantarkannya ke permukaan sel sehingga Limfosit dapat mengenali antigen tersebut
RESPON IMUN
Tahapnya:
Deteksi & mengenali benda asing
Komunikasi dg sel lain untuk berespons
Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
Destruksi atau supresi penginvasi
Jenis-jenis Respon Imun
1. Respons Imun Alami Non-spesifik
- Ada sejak lahir
- Tdk memiliki target ttt
- Terjadi dlm bbrp menit – jam
® Reaksi inflamasi
2. Respons Imun Didapat Spesifik
- Spesifik untuk jenis ttt
- Respons thd paparan I tjd dlm bbrp hari, paparan berikutnya lebih cepat
IMUNITAS
Keberadaan antibodi spesifik di dalam tubuh membuat orang tersebut dapat melawan agen infeksi dan kebal terhadap penyakit tertentu. Hal tersebut dikenal sebagai imunitas spesifik.
Terdiri dari dua macam imunitas, yaitu:
 Imunitas Aktif (Alami dan Induksi)
 Imunitas Pasif (Alami dan Induksi)
Imunitas Aktif merupakan imunitas yg diperoleh dari dalam tubuh
Imunitas aktif alami terbentuk karena meningkatnya daya tahan tubuh seseorang terhadap agen infeksi tertentu. Misalnya, imunitas yg diperoleh akibat Infeksi virus ttt
Imunitas aktif induksi diperoleh dengan menginduksikan antibodi ke tubuh berupa vaksin. Misalnya, induksi Toksoid atau vaksinasi (Imunisasi)
Imunitas pasif merupakan imunitas yang diperoleh dari luar tubuh dan tidak berlangsung lama
Imunitas pasif alami hanya terjadi pada janin yang memperoleh kekebalan dari ibunya melalui plasenta dan kolostrum (laktoferin)
Imunitas pasif induksi yang bertahan sementara. Misalnya, pemberian Antitoksik dan Antibodi Sel, salah satunya adalah vaksin hepatitis A.
Terjadi ketika reaksi kekebalan normal terhadap antigen benda asing merusak jaringan-jaringan normal
Sel yang terkait:
Sel maltosit yg terdapat dalam pembuluh darah, jaringan ikat, usus,dan paru-paru

Manusia dikelompokkan menjadi Rh+ dan Rh- tergantung pada protein Rh dalam sel darah merah
Pada kehamilan pertama, seorang ibu dengan Rh- dapat melahirkan bayi dengan Rh+, tetapi saat plasenta lepas dari dinding rahim, maka sel darah merah dapat masuk ke aliran darah ibu, sehingga mengaktifkan antibodi darah ibu, karena dianggap sebagai materi asing, sehingga kehamilan berikutnya akan lisis (keguguran)
Merupakan kegagalan sistem imun dalam membedakan dan mengenali antara sel tubuh dengan materi asing
Sistem imun akan bereaksi seolah-olah sel tubuh adalah materi asing shg sel B dan sel T akan menyerang sel tubuh seperti menghancurkan mikroba penginfeksi
Jika penolakan ini terjadi, sel T penolong akan mengidentifikasi ketidakcocokan organ kemudian menyerangnya
Seseorang yang terkena hal tersebut harus meminum Siklosporin untuk menghindari penolakan terhadap organ transplan
Siklosporin mampu menekan sel T tetapi sistem imun lain masih dapat bereaksi
Adalah kegagalan salah satu atau beberapa bagian dari sistem imun
Dapat diturunkan atau disebabkan karena penyakit. Misalnya, AIDS yang disebabkan oleh virus HIV yang menghancurkan komponen utana dalam sistem imun yaitu sel T
Penderita AIDS benar-benar mengalami kerusakan dan penurunan sistem imun dalam menghadapi organisme penginfeksi

RANGKA MANUSIA

oleh: me’i

SISTEM RANGKA
Rangka manusia tersusun dari sekitar 206 tulang
Digolongkan : 1. Rangka Aksial.
2. Rangka Apendiculer.
3. Persendian.
1. Rangka Aksial >>> 80 tulang.
Terdiri dari:
a. Kolumna Vertebralis.
b. Tengkorak.
c. Kerangka Thorax.
2. Rangka Apendiculer >>> 126 tulang.
Terdiri dari: a. Tulang lengan dan tungkai.
b. Tulang Pectoral.
c. Pelvis.
3. Persendian.
adalah persambungan tulang dari 2 tulang atau lebih.
Fungsi sistem rangka.
1. Memberi topangan dan bentuk tubuh.
2. Pergerakan.
3. Perlindungan.
4. Membentuk sel darah.
5. Tempat penyimpanan mineral.
T E N G K O R A K
Tersusun dari 22 tulang : 8 tulang kranial dan 14 tulang fasial.
1. Kranium :
a. Tulang frontal/dahi.
b. Tulang parietal/puncak kepala.
c. Tulang oscipital/belakang kepala.
d. Tulang temporal/samping.
e. Tulang ethmoidal/hidung dalam.
f. Tulang sphenoidal/dasar kepala.
g. Tulang pendengaran.
h. Tulang warmian/tulang kecil diantara tulang kepala.
2. Tulang wajah.
a. Tulang nasal/hidung.
b. Tulang palatum/langit2 mulut.
c. Tulang zygomatikus/pipi.
d. Tulang maksila/rahang atas.
e. Tulang lakrimal/kel air mata.
f. Tulang mandibula/rahang bawah.
V E R T E B R A
Terdiri dari :
1. Vertebra cervikalis >> 7 tulang.
2. Vertebra thorakalis >> 12 tulang.
3. Vertebra lumbalis >> 5 tulang.
4. Sakrum.
5. Coccygeus/tulang ekor/tungging.
Diantara tulang2 vertebrata dilapisi dng discus intervertebralis.
Satu tulang vertebrata terdiri dari :
1. Badan tulang / sentrum.
2. Lengkung saraf.
3. Prosesus spinosus.
4. Prosesus transversa.
5. Prosesus artikuler.
Tulang Dada dan Iga
Terdiri dari :
1. Os Sternum/tulang dada :
- manubrium sterni
- corpus sterni
- prosesus xypoideus
2. Os Costae/tulang iga.
Terdiri dari:
a. Iga sejati >> 7 buah.
b. Iga semu >> 3 buah.
c. Iga melayang >> 2 buah
Sistem skeletal/ rangka
Rangka Apendiculer
A. Girdel Pectoral
Ada 2 tulang : 1. Os Skapula.
2. Os Klavikula.
B. Lengan.
Terdiri dari :
1. Os Humerus / lengan atas.
2. Os Ulna / lengan bawah sisi dalam.
3. Os Radius / lengan bawah sisi luar.
4. Os Karpal / pergelangan tangan.
5. Tangan : a. Os Metakarpal / telapak.
b. Os Phalanges / jari.
C. Tungkai.
Terdiri dari :
1. Os Femur / paha.
2. Os Patela / lutut.
3. Os Tibia / tulang kering.
4. Os Fibula / sebelah tulang kering.
5. Os Tarsal / pergelangan kaki.
6. Kaki : a. Os Metatarsal / telapak kaki.
b. Os Phalanges / jari.
Sendi
Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.
Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.
PERSENDIAN
Menurut strukturnya :
1. Persendian fibrosa.
2. Persendian kartilago.
3. Persendian sinovial.
Menurut fungsinya :
1. Sendi sinarthosis / sendi mati.
2. Anfiarthrosis / gerakan terbatas.
3. Diarthrosis / gerakan bebas.
3 Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya
Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.
Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.
Sendi berdasarkan jenis persambungannya
Sinartrosis
Sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara kedua ujung tulang yang bersendi terdapat suatu jaringan
Diartrosis
Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang yg bersendi terdapat rongga (cavum articulare)
Pergerakan sendi sinovial.
1. Fleksi : gerakan yg memperkecil sudut diantara tulang
yg membentuk sendi.
2. Ekstensi : gerakan yg memperlebar sudut diantara
tulang yg membentuk sendi.
3. Abduksi : gerakan bagian tubuh menjauhi
garis tengah tubuh.
4. Adduksi : kebalikan abduksi.
5. Pronasi : gerakan berputar dari lengan bawah yg mengakibatkan telapak tangan menghadap ke
bawah.
6. Supinasi : gerakan berputar dari lengan bawah yang mengakibatkan telapak tangan menghadap
ke atas.
PELVIS WANITA
Letak : Bersendi dengan Vertebra Lumbal V dan dengan caput femoris os femur.
Bentuk : seperti mangkok.
Struktur : Terdiri dari :
Os sacrum
Os coccygis
Os coxae kanan dan kiri
Bagian-bagian pelvis :
1. Pintu Masuk
2. Rongga Pelvis
3. Pintu Keluar
2. Pintu masuk.
Berbentuk hampir bulat dengan melalui:
a. Promontorium.
b. Ala sacralis.
c. Articulatio sacroiliaca.
d. Linea iliopectinea.
e. Eminentia iliopectinea.
f. Ramus superior ossis pubis.
g. Corpus ossis pubis.
h. Margo superior simpisis ossis pubis.
2. Rongga Pelvis.
Dibentuk oleh cekungan sacrum (dinding posterior) dan simpisis pubis (dinding anterior).
3. Pintu keluar Pelvis.
Dibentuk oleh garis yang melalui :
a. Margo inferior simpisis pubis.
b. Spina ischiadica.
c. Ligamentum sacrospinosum.
d. Margo inferior sacrum.
 Pengukuran Pelvis
1. Pintu Masuk Pelvis
Diameter anteroposterior (Conjugata Vera) : > 11 cm.
Diameter obliqua : > 12 cm.
Diameter transversa : > 13 cm.
1. Rongga Pelvis
Diameter anteroposterior = diameter obliqua – diameter transversa = 12 cm.
1. Pintu keluar Pelvis
Diameter anteroposterior : > 13 cm.
Diameter obliqua : > 12 cm.
Diameter transversa : > 11 cm.
Bidang-bidang Pelvis :
1. Bidang Pintu Masuk.
2. Bidang Cavitas.
3. Bidang Pintu Keluar.
PENGKAJIAN UKURAN PELVIS
1. Pemeriksaan Umum.
a. Asal Etnik.
b. Tinggi Badan.
c. Berat badan.
d. Ukuran pinggang.
e. Ukuran sepatu dan tangan.
f. Riwayat obstetrik.
2. Pengukuran Luar
a. Diameter interspinalis.
SIAS kanan ke kiri normal 25,5 cm.
b. Diameter intercristalis.
Crista iliaca kanan ke kiri normal 28 cm.
a. Konjugata eksternal.
Bagian atas simpisis pubis ke prosesus spinosus Vertebra Lumbal V normal 19 cm.

3. Pemeriksaan vagina.
a. Pengkajian pintu masuk pelvis.
Dng konjugata diagdonalis.
Bila promontorium tidak teraba, berarti pintu masuk pelvis bagus.
a. Pengkajian cavitas pelvis.
Dengan meraba curvatura sacri >> harus cekung.
a. Pengkajian pintu keluar pelvis.
Dengan meraba spina ischiadica >> harus bulat dan tumpul.
3. Pelvimetri sinar X.
• Paling akurat.
• Dilakukan sebelum kehamilan.
• Data ukuran pelvimetri dibandingkan dengan ukuran kepala janin yang didapat dari USG.
Macam-macam bentuk pelvis.
1. Pelvis ginekoid.
2. Pelvis android.
3. Pelvis platipeloid.
4. Pelvis anthropoid.
Fungsi Sistem Otot Rangka
1. Menghasilkan gerakan rangka.
2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dlm sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi ® panas
Komposisi jaringan tulang :
1. Sel tulang, terdiri dari :
a. Osteosit.
Sel-sel matang yang mengisi lakuna
dalam matriks.
b. Osteoblas.
Membentuk unsur2 organik untuk
membentuk & pertumbuhan tulang.
c. Osteoklas.
Sel2 untuk menghancurkan dan
membentuk tulang kembali.
2. Matriks.
Terdiri dari serat-serat kolagen dan mineral.
Bagian tulang panjang :
1. Diafise >>>> batang.
2. Epifise >>>> ujung tulang.
Deep
Dissection
Osteocyte and Haversian canal:
Osteocyte "bone cells", are embedded within the solid calcium phosphate matrix of solid bone.
To sustain life and perform their functions, need access to blood vessels to obtain nutrients and excrete waste.
Access to nutrients is provided by microscopic channels called Haversian Canals.
Each canal contains blood vessels and a nerve
Neuromuscular junction
Periosteum
Membran vaskuler fibrosa yang melapisi tulang, banyak pembuluh darah dan melekat erat pada tulang.
Pada tulang yang
sedang tumbuh
terdapat lapisan
sel pembentuk
tulang diantara
periosteum dan tulang.
O T O T
A. Fungsi :
1. Pergerakan.
2. Penopang tubuh dan pembentuk postur.
3. Produksi panas.
B. Ciri-ciri :
1. Kontraktilitas >> mampu berkontraksi/
menegang.
2. Eksitabilitas >> merespon kuat bila distimulasi.
3. Ekstensibilitas >> mampu meregang.
4. Elastisitas >> mampu kembali ke ukuran semula.
C. Klasifikasi :
Secara struktural :
Polos
Lurik
Secara fungsional :
Volunter
Involunter
C. Istilah-istilah sel otot :
Sitoplasma >> sarkoplasma.
Retikulum endoplasma >> retikulum sarkoplasma.
Membrana plasma >> sarkolema
E. Struktur Otot:
Miofibril
Miofilamen

Kamis, 07 April 2011

SISTEM KARDIOVASKULER

ANATOMI JANTUNG
MORFOLOGI JANTUNG
LOKASI DAN UKURAN JANTUNG
Terletak dlm rongga Mediastinum rongga dada, diantara paru
Tepat dibelakang tulang dada (Sternum)
± 2/3 bagian terletak disebelah kiri dari garis tengah
Ukuran: 250-350 gr (± sebesar kepalan tangan)
LAPISAN JANTUNG
1. EPIKARDIUM → Lapisan luar
2. MYOKARDIUM → Lapisan otot
3. ENDOKARDIUM → Lapisan endotel
SELAPUT JANTUNG (PERIKARDIUM)
1. Perikardium Viseral → Melekat pd permukaan jantung
2. Perikardium Parietal → Melekat kedepan pd Sternum, kebelakang pd Columna Vertebralis, dan kebawah pd Diafragma
Diantara keduanya terdapat cairan pelumas utk mengurangi gesekan saat jantung bergerak
RUANG JANTUNG
1. ATRIUM KANAN
2. ATRIUM KIRI
3. VENTRIKEL KANAN
4. VENTRIKEL KIRI
Antara Atrium kanan dan kiri terdapat sekat/ Septum Interatrium
Antara Ventrikel kanan dan kiri terdapat Septum Interventrikel
Antara Atrium dan Ventrikel terdapat Septum Atrioventrikel
1. Atrium Kanan
Berdinding tipis
Fungsi: tempat penyimpanan dan penyalur darah dari vena2 sirkulasi sistemik yg mengalir ke ventrikel kanan dan paru2
Darah masuk melalui vena cava superior, vena cava inferior, dan sinus koronarius
75% aliran balik vena ke dlm atrium kanan akan mengalir pasif ke ventrikel kanan
25% mengisi ventrikel scr aktif selama kontraksi atrium → Atrial kick
2. Ventrikel Kanan
Berbentuk bulan sabit
Tebal dindingnya 1/3 dinding ventrikel kiri
Menghasilkan kontraksi bertekanan rendah untuk mengalirkan darah kedlm arteri pulmonalis
3. Atrium Kiri
Dinding tipis
Bertekanan rendah
Menerima darah teroksigenasi dari paru2 melalui keempat vena pulmonalis
4. Ventrikel Kiri
Punya otot-otot yang tebal
Bentuknya menyerupai lingkaran
Menghasilkan tekanan tinggi utk mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke perifer
KATUP JANTUNG
1. KATUP ATRIOVENTRIKULARIS
2. KATUP SEMILUNARIS
a. Katup Semilunaris Aorta
b. Katup Semilunaris Pulmonalis
1. Katup Atrioventrikularis (AV)
Daun katup halus, tp tahan lama
Terletak antara atrium dan ventrikel
Daun katup tertambat pd jaringan fibrosa → korda tendinae yg akan berkembang mjd otot papilaris
Fungsi: mencegah kembalinya darah ke Atrium pada fase sistolik

Katup AV terbagi 2:
Katup Trikuspid
Terletak antara atrium dan ventrikel kanan
Punya 3 bh daun katup
Katup Mitral
Terletak antara atrium dan ventrikel kiri
Punya 2 bh daun katup
2. Katup Semilunaris
Punya 3 daun katup simetris menyerupai corong
Fungsi: mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteri pulmonalis ke ventrikel saat ventrikkel istirahat
Terbagi 2:
Katup Aorta
Terletak antara ventrikel kiri dg aorta
Katup Pulmonalis
Terletak antara ventrikel kanan dg arteri pulmonalis
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
ISTILAH-ISTILAH
KONDUKSI JANTUNG
POTENSIAL AKSI → gambaran dari suatu proses depolarisasi dan repolarisasi
IMPULS → potensial aksi yang menjalar
DEPOLARISASI → terjadi karena masuknya Na+ dari ekstrasel ke intrasel shg terjadi kelebihan muatan (+) pd intrasel
REPOLARISASI → kembalinya muatan ke keadaan semula krn dinetralkan oleh K+ di intrasel
POTENSIAL AKSI OTOT JANTUNG
Ditimbulkan oleh:
Saluran cepat Na yg menyebabkan sebagian besar Na+ masuk ke dlm serat otot
Saluran lambat Ca-Na yg menyebabkan Ca2+ dan Na+ masuk ke dlm serat otot → depolarisasi lebih panjang → terbentuk gambaran Plateu
Penurunan permeabilitas K karena banyaknya pemasukan Ca → pengeluaran K+ dari intrasel ke ekstrasel menurun → gerakan lambat → depolarisasi lambat
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
Nodus Sino-Atrial (Nodus SA) yg terletak di dinding posterior atrium kanan, dekat muara vena kava superior merupakan Pacemaker/ pemacu alami dengan kecepatan 60-100x/mnt
Dari Nodus SA, impuls menyebar menuju jalur konduksi khusus atrium dan ke otot atrium
Berkas Bachmann mempermudah peyebaran impuls dari atrium kanan ke atrium kiri
Traktus internodal (Anterior, Middle, dan Posterior) menghubungkan Nodus SA dengan Nodus Atrioventrikularis (Nodus AV)
Nodus AV terletak di kanan interatrial dlm atrium kanan yg berfungsi menahan dan mengatur impuls dari SA yg akan mencapai ventrikel
Nodus AV menghasilkan impuls 40-60x/mnt
Impuls dari Nodus AV menyebar ke berkas His yg memasuki selubung atrium dari ventrikel
Berkas his berjalan kebawah sisi kanan septum interventrikularis sekitar 1 cm kemudian bercabang mjd serabut berkas kanan dan kiri
Serabut berkas kanan dan kiri bercabang menjadi bagian anterior dan posterior yg lebih tebal, kemudian menjadi Serabut Purkinye yg dpt menghasilkan impuls 20-40x/mnt
Serabut Purkinye mengirim impuls ke permukaan endokardium jantung
→ berjalan ke 1/3 jalur menuju miokardium → impuls dihantarkan ke serabut otot ventrikel
→ menyebar ke epikardium
→ KONTRAKSI VENTRIKEL
SIKLUS JANTUNG
SIKLUS JANTUNG
→ selang waktu penutupan katup AV sampai penutupan katup AV berikutnya
→ urutan kontraksi dan pengosongan ventrikel (Sistolik) serta pengisian dan relaksasi ventrikel (Diastolik)
FASE SIKLUS JANTUNG
1. FASE SISTOLIK
Tdd 3 fase:
a. Isovolemik Kontraksi
• Tekanan intraventikel me↑ shg katup AV menutup (S1)
• Terjadi kontraksi dalam ventrikel, tapi pengosongan (-)
• Volume darah di ventrikel konstan, dan terjadi pemendekan minimal otot jantung
b. Ejection
Tekanan intraventrikel meningkat sedikit
→ Katup semilunaris membuka
→ Darah mengalir keluar ventrikel
→ Volume intraventrikel menurun tajam
c. Isovolemik Relaksasi
Terjadi penurunan tekanan intraventrikel
Katup aorta dan katup pulmonalis menutup (S2)
Terjadi awitan diastolik
Volume ventrikel tdk berubah
Kemudian katup AV membuka
2. FASE DIASTOLIK
Tdd 3 fase:
a. Rapid Inflow
Terjadi pd 1/3 bagian pertama fase diastolik
Penumpukan darah diatrium, tekanan di atrium me↑ dan tekanan di ventrikel me↓
→ terjadi pengisian cepat darah dari atrium ke ventrikel
b. Diastasis
• Terjadi pd 1/3 bagian tengah dari fase diastolik
• Darah yg berasal dari vena cava dan vena pulmonalis langsung masuk ke ventrikel tanpa adanya penumpukan darah di atrium terlebih dahulu
c. Atrial Sistolik
Terjadi pd 1/3 bagian akhir fase diastolik
Setelah Rapid inflow dan diastasis, dlm atrium masih terdapat ± 25% darah
Karena adanya kontraksi atrium
→ darah masuk ke ventrikel
→ terjadi penambahan volume darah di ventrikel yg disebut Pompa Primer Ventrikel
DARAH DAN
PEMBULUH DARAH
PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah tdd:
Aorta (arteri besar)
Arteri
Arteriol
Kapiler
Sinusoid
Venul
Vena
AORTA
Keluar dari jantung (ventrikel kiri)
Bersifat sangat elastis
Menyimpan energi potensial yang dirubah menjadi energi kenetik
Aorta terdiri dari 3 bagian:
1. Aorta asenden
→ aorta yg naik keatas
2. Arcus aorta
→ aorta yg melengkung kekiri, didepan trakea s/d vertebra torakalis IV
Cabang2nya:
Arteri Brachiocephalica
Arteri subclavia sinistra
Arteri carotis communis sinistra
3. Aorta Desenden
→ Aorta yg menurun dari vertebra torakalis IV s/d vertebra lumbalis IV
ARTERI
Dinding arteri tdd 3 lapisan:
1. Lapisan dalam (Tunika intima)
→ tdd sel endotel dan jaringan ikat
2. Lapisan tengah (Tunika media)
→ tdd otot polos dan jaringan ikat
3. Lapisan luar (Tunika Adventisia)
→ tdd jaringan ikat (pembuluh darah, serat saraf, lemak)
ARTERIOL
Punya dinding otot polos yang relatif tebal, dapat berkontraksi dan berelaksasi
Diameter kecil
Fungsi: mengatur tekanan darah ke kapiler agar kapiler tidak pecah
KAPILER
Tdd 1 lapisan sel
Terjadi pertukaran air dan zat-zat di dalamnya antara darah dengan cairan tubuh lainnya (cairan interstitiil).
Fungsi: memasok bahan makanan dan oksigen dan mengeluarkan sisa makanan dan karbondioksida
SINUSOID
Terdapat pd limfa, hepar, sum-sum tulang, dan kelenjar endokrin
3-4x > kapiler
Darah mengalami kontak langsung dg sel-sel dan pertukaran tidak terjadi melalui ruang jaringan
VENA DAN VENUL
Venul adalah vena kecil yg dibentuk oleh gabungan kapiler
Vena dibentuk oleh gabungan venul
Vena tdd 3 lapisan dinding:
Lapisan dalam sel endotel yg tipis
Lapisan tengah otot dan serat elastin
Lapisan luar sebagian besar dari serat kolagen
PEREDARAN
DARAH ARTERI
KEPALA DAN LEHER
Disuplai oleh A. Carotis communis
A. Carotis communis ada 2, yaitu:
A.Carotis communis dektra → cabang dari A.Brachiocephalica
A.Carotis communis sinistra → cabang dari aorta
A. Carotis communis berjalan keatas dalam leher dibawah m. sternocleidomatoideus
Pd batas atas cartilago thyroid A.carotis communis bercabang menjadi A.carotis externa dan interna
A.carotis externa mendarahi leher dan kepala. Cabang2nya:
A.thyroidea superior: mendarahi glandula thyroidea
A.linguinalis: medarahi lidah
A.facialis: mendarahi wajah
A.occipitalis: mendarahi kepala bagian belakang
A.temporalis superficialis: mendarahi bagian depan dan samping kepala
A.maxillaris: mendarahi bag.belakang rahang atas.
Bercabang menjadi A.meningea media yang mendarahi meningen
OTAK
Arteri yg mendarahi otak:
A.carotis interna →cabang dari A.carotis communis dextra dan sinistra.
A.carotis interna bercabang menjadi A.cerebralis anterior dan media
A.vertebralis dextra dan sinistra → cabang dari A.subclavia
Circulus arteriosus (circulus willisi) → mendarahi lobus2 otak
MATA
Diperdarahi oleh A.ophthalmica → cabang dari A.carotis interna
LENGAN
Diperdarahi oleh A.subclavia dan cabang2nya
A.subclavia dextra adalah cabang A.brachiocephalica dan A.subclavia sinistra adalah cabang dari arcus aorta
Pada axilla A.subclavia disebut dg A.axillaris
A.axillaris berlanjut mjd A.brachialis
Pd bagian depan siku, A.brachialis terbagi menjadi A.radialis dan A.ulnaris
Pada telapak tangan, A.ulnaris dan A.radialis membentuk 2 arcus, yg mendarahi kulit, otot, dan sendi lengan
PAYUDARA
Diperdarahi oleh:
A.mammaria interna → cabang dari A.intercostalis ruang intercostalis dari a.mammaria interna yg berjalan kebawah dlm dada dibelaknag kartilago costalis
Cabang2 A. axillaris
AORTA ABDOMINALIS
Cabang2nya:
1. A.coeliaka: mendarahi limpa, lambung , hepar,
2. A.renalis dextra dan sisnistra: mendarahi ginjal
3. A.testicularis dextra dan sinistra: mendarahi testis dan epididimis
4. A.ovarica dextra dan sinistra: mendarahi ovarium
5. A.mesentrica superior: mendarahi usus kecil dan usus besar sampai sampai pertengahan colon transversum
6. A.mesentrica inferior: mendarahi usus besar dari pertengahan colon transversum samapi pertengahan rektum
7. A.lumbalis dextra dan sinistra
8. A.iliaka communis dextra dan sinistra
ARTERI ILIACA
Didepan corpus vertebrae lumbalis IV, aorta terbagi 2:
A.iliaca communis dextra
A.iliaca communis sinistra
Selanjutnya, A.iliaca communis bercabang 2:
A.Iliaca interna: mendarahi kandung kemih, ujung bawah rektum, rahim dan vagina, dan musculus gluteus
A.Iliaca externa: berjalan dibawah ligamentum inguinalis dan menjadi a.femoralis
Pd lutut, A.femoralis disebut dengan A.poplitea
A.poplitea terbagi 2:
A.tibialis anterior: berjalan menuruni bagian depan tungkai ke dorsum pedis
A.tibialis posterior: berjalan kebawah dibagian belakang tungkai, kemudian didalam sulkus pd sisi dalam pergelangan kaki dibelakang maleolus medialis menuju telapak kaki
NADI
Merupakan gelombang yg disalurkan melalui arteri sebagai respons terhadap ejeksi darah dari jantung kedalam aorta
Tempat2 meraba nadi:
A.radialis pd pergelangan tangan
A.temporalis superficialis pd depan telinga
A.dorsalis pedis pd dorsum pedis
TEKANAN DARAH
Merupakan tekanan yg dihasilkan oleh darah dalam pembuluh darah
Timbul karena:
Curah jantung
Resostensi thd aliran darah yg diatur oleh pembuluh darah, terutama oleh kaliber arteriol
Ada 2 ukuran tekanan darah:
Tekanan sistolik, saat sistole jantung
Tekanan diastolik, saat diastole jantung
PEREDARAN
DARAH VENA
KEPALA DAN LEHER
Vena kepala dan leher sebagian besar memasuki vena jugularis interna
Vena jugularis interna dimulai pd permukaan inferior tengkorak dan berjalan dalam leher, dibawah m.sternocleidomastoideus dan sejajar dg A.carotis interna dan A.carotis communis
Vena ini berakhir dg bergabung dg vena subclavia dari lengan membentuk vena brachiocephalica
Vena brachiocephalica sinistra menyilang dari kiri kekanan, tepat dibawah arcus aorta dan didepan pembuluh darah besar yang keluar dari aorta untuk bergabung dengan vena brachiocephalica dextra. Kedua vena brachiocephalica bergabung pd sisi kanan leher membentuk vena cava superior
OTAK
Vena pd otak membentuk sinus venosus yg merupakan saluran yg terbentuk dari duramater
Sinus2 otak:
Sinus sagitalis superior
Sinus sagitalis inferior
Sinus transversus
Sinus cavernosum
LENGAN
Vena cephalica pd sisi luar lengan bawah
Vena basalica pd sisi dalam lengan bawah
Vena communicans dibagian depan siku
Vena axillaris adalah sambungan vena basalica didalam axila dan dileher menjadi vena subclavia
Darah dari lengan melewati V.subclavia kedalam V.brachiocephalica dan masuk kedalam vena cava superior
VENA CAVA SUPERIOR
Dibentuk dari gabungan 2 vena brachiocephalica pd sisi kanan leher
Menerima darah dari kepala, leher, lengan, dan bagian atas toraks
Berjalan kebawah didalam dada memasuki atrium kanan jantung
TUNGKAI
V.saphena magna dimulai pd dorsum pedis melewati bagian depan maleolus interna dan berjalan keatas bagian dalam tungkai dan paha.
Pada ujung atas paha, vena melewati lubang pd fascia profunda untuk bergabung dengan V.femoralis
V.saphena parva pd bagian belakang betis melewati fossa popliteal dibelakang lutut tempat vena bergabung dengan vena poplitea yg dibentuk oleh vena-vena profunda yg keluar dari tungkai bersama dengan arteri
V.poplitea berjalan keatas dan kedepan paha menjadi v.femoralis
V.femoralis terdapat pada bagian dalam a.femoralis dalam canalis femoralis, pd inguinal, tepat dibawah ligamentum inguinalis untuk menjadi v.iliaca externa
V.iliaca externa adalah lajutan v.femoralis
V.iliaca interna mengalirkan darah dari struktur dalam pelvis
V.iliaca communis dibentuk oleh gabungan v.iliaca interna dan externa
VENA CAVA INFERIOR
Dibentuk oleh gabungan kedua V.iliaca communis
Berjalan disebelah kanan aorta
Menerima darah dari V.renalis dextra dan sinistra, V. Lumbalis, dan vena2 lain
Diatas abdomen, berjalan kekanan, menjauhi aorta, melewati bagian belakang hepar, dan menerima kedua vena hepatica dari hepar, berjalan melalui lubang pd diafragma dan bermuara pd atrium kanan jantung
DARAH
Darah à dialirkan ke seluruh tubuh
Di dalam jaringan, darah mengalir melalui pembuluh darah yang sangat halus (kapiler).
Di kapiler à pertukaran nutrisi, gas-gas, sisa metabolisme.
Darah kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena. Vena-vena berjalan sejajar dengan pembuluh darah arteri.
Sebelum kembali ke sirkulasi umum, darah dipompa ke paru-paru untuk pertukaran O2 dan CO2
SIRKULASI DARAH
Sistem sirkulasi darah ada 2 macam:
1. Sistem sirkulasi umum:
Sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan.
2. Sistem sirkulasi paru-paru: sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri.
THANK’S

Minggu, 03 April 2011

ISTILAH ANATOMI

 ANATOMI
 Anatomi = ilmu urai
 Ilmu yg mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk dengan mengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya
 Anatomi makroskopik ® hanya menggunakan mata
 Anatomi mikroskopik ® juga menggunakan mikroskop » histologi (histos = jaringan; logos = ilmu)
 SIKAP ANATOMI
 Secara deskriptif: tubuh manusia selalu dipandang dalam sikap anatomi
 Sikap anatomi
“Mata memandang lurus ke depan, sejajar bidang Jerman (bidang yg melalui pinggir bawah lekuk mata dan pinggir atas liang pendengaran luar), mendatar, kedua lengan tergantung di samping badan dengan tapak tangan menghadap ke depan, badan tegak dan kedua kaki berdampingan dengan jari-jari kaki mengarah ke depan.”
 Istilah-istilah dalam Anatomi
Bidang
 Median: bidang yg membagi badan dlm 2 belahan, kiri dan kanan
 Sagital: bidang yg sejajar dgn bidang median
 Paramedian: bidang sagital yang dekat pada bidang median
 Frontal: bidang yg tegak lurus pd bidang median dan sejajar dg sumbu panjang badan
 Transversal: bidang melintang yang tegak lurus pada sumbu panjang badan
 Istilah-istilah dalam Anatomi
Arah
 Transversal: arah kiri-kanan
 Sagital: arah muka-belakang
 Longitudinal: arah sumbu panjang
 Istilah-istilah dalam Anatomi
Letak
 Anterior: letak lebih dekat ke bagian depan badan
 Posterior: letak lebih dekat ke bagian belakang badan
 Superior: letak lebih dekat ke atas (kepala)
 Inferior: letak lebih dekat ke bawah (kaki)
 Medial: letak lebih dekat ke bidang median
 Lateral: letak lebih jauh dari bidang medial
 Kranial: letak lebih dekat ke kepala
 Kaudal: letak lebih dekat ke ekor
 Istilah-istilah dalam Anatomi
 Ventral: letak lebih dekat ke perut
 Dorsal: letak lebih dekat ke punggung
 Rostral: lebih dekat ke pertengahan (regio oris & regio nasi); lebih dekat ke ujung depan
 Radial: lebih dekat ke os radius; Ulnar: lebih dekat ke os ulna
 Tibial: lebih dekat ke os tibia; Fibular: lebih dekat ke os fibula
 Distal: lebih jauh dari badan;
 Proksimal: lebih dekat dari badan

Thnks.......

FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKLETAL

 Muskulo = otot
 Skletal = tulang
SISTEM MUSKULOSKELETAL
(OTOT-RANGKA)
Otot (muscle)
Jaringan tubuh yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan
Rangka (skeletal)
Bagian tubuh yg terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi
Sistem Rangka dan Sendi
 Alat gerak tubuh manusia Þ sistem muskuloskeletal:
– Pasif® rangka (skeletal);
– Aktif ® otot (muscle)
 Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan penyokong); banyak mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur.
 Tulang rawan, tulang, dan sendi
Fungsi Sistem Rangka
1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak & organ
2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)
3. Produksi sel darah (red marrow)
4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak
5. Penggerak; dapat mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya persendian
Tulang rawan
 Berkembang dari mesenkim membentuk sel yg disebut kondrosit
 Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dgn substansi dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik.
 Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras). Tulang rawan
 Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks, ada 3 macam tulang rawan:
 Tulang rawan hialin: matriks mengandung seran kolagen; jenis yang paling banyak dijumpai
 Tulang rawan elastin: serupa dengan tulang rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit
 Tulang rawan
 Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks, ada 3 macam tulang rawan:
 3. Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan
 Pertumbuhan Tulang Rawan
 Ada 2 cara:
 Appositional growth; tumbuh dari luar ® sel pembentuk kartilago di dlm perikondrium menyekresi matriks baru ke permukaan luar kartilago yg sdh ada
 Interstisial growth; tumbuh dari dalam ® kondrosit yg berikatan dg lakuna di dlm kartilago membelah & menyekresi matriks baru & memperluas kartilago dari dalam
 Pertumbuhan tulang rawan berakhir selama periode dewasa
 Tulang
 Pembentuk jaringan tulang:
- sel-sel tulang (sel osteoprogenitor,
 osteoblast, osteosit, dan osteoklas)
- matriks
 Matriksnya mengandung unsur anorganik, terutama kalsium fosfat (hidroksiapatit)
 Tulang
 Secara makroskopik:
- Stratum spongiosum (rongga) = medulla tulang
- Stratum kompaktum (padat) = korteks tulang
 Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dlm kanalikuli tulang kompak
 Tulang
 Struktur Mikroskopis Tulang
 Sistem havers
 Lamella
 Lacuna
 Kanalikuli
 Struktur Mikroskopis Tulang
 Sistem Havers: saluran Havers (saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
 Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
 Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang).
 Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
 Dissections
 Deep
Dissection
 Osteocyte and Haversian canal:
 Osteocyte "bone cells", are embedded within the solid calcium phosphate matrix of solid bone.
 To sustain life and perform their functions, need access to blood vessels to obtain nutrients and excrete waste.
 Access to nutrients is provided by microscopic channels called Haversian Canals.
 Each canal contains blood vessels and a nerve
 Neuromuscular junction
 Periosteum
 Membran vaskuler fibrosa yang melapisi tulang, banyak pembuluh darah dan melekat erat pada tulang.
 Pada tulang yang
sedang tumbuh
terdapat lapisan
sel pembentuk
tulang diantara
periosteum dan tulang.
 Tulang
 Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi.
 Pada tulang yang sedang tumbuh terdiri atas 1 batang (diafisis) dan 2 ujung (epifisis)
 Tulang
 Tulang menurut bentuknya
 Ossa longa (tulang panjang): tulang yg ukuran panjangnya terbesar, cth: os humerus
 Ossa brevia (tulang pendek): tulang yg ketiga ukurannya kira-kira sama besar, cth: ossa carpi
 Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukuran lebarnya terbesar, cth: os parietale
 Ossa irregular (tulang tak beraturan), cth: os sphenoidale
 Ossa pneumatica (tulang berongga udara), cth: os maxilla
 Sistem skeletal/ rangka
 Tengkorak
 Sternum/dada
 Iga
 Vertebra
 Sacrum
 Tulang tengkorak
- Os Occipitale
- Os Parietale
- Os Temporale
- Os Frontale
- Os Sphenoid
- Os Ethmoid
-
 Tulang tengkorak
- Os Maxilla
- Os Palatine
- Os Nasal
- Vomer
- Concha nasal inferior
- Os Zygomatic
- Os Lacrimal
- Mandibula
- Ossicles auditori & Os Hyoid
 Penanganan fraktur
 Recognisi = mengenal fraktur (terbuka/tertutup, lokasi)
 Reposisi = mengembalikan posisi tulang ke posisi anatomis
 Retensi = mempertahankan posisi tulang yang sudah baik
 Rehabilitasi = meningkatkan fungsi tulang
 Extremitas atas
 Os Scapula
 Os Clavicula
 Os Humerus
 Os Radius
 Os Ulna
 Os Carpals
 Ossa Metacarpals
 Ossa Phalanges
 Sendi
 Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.
 Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.
 3 Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya
 Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
 Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.
 Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.
 Sendi berdasarkan jenis persambungannya
 Sinartrosis
 Sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara kedua ujung tulang yang bersendi terdapat suatu jaringan
 Diartrosis
 Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang yg bersendi terdapat rongga (cavum articulare)
 Sinartrosis
 Syndesmosis: jaringan penghubungnya merupakan jaringan ikat :

a. Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh
jaringan ikat yg tipis. Cth: di antara tulang-
tulang tengkorak
 b. Schindylesis: lempeng pd tulang yg satu
terjepit di dlm celah pada tulang lain. Cth
antara rostrum sphenoid & vomer
 Sinartrosis
 c. Ghomphosis: tulang yg 1 berbentuk kerucut
masuk ke dalam lekuk yg sesuai dgn bentuk
itu pd tlng lain.Cth: antara gigi dg rahang
 d. Syndesmosis elastica: jar ikat penghubungnya
merupakan jar ikat elastin. Cth: di antara arc.
Vertebra oleh lig.flavum
 e. Syndesmosis fibrosa: jar ikat penghubungnya
merupakan serat kolagen. Cth: antara ulna &
 radius oleh membran interossa antebrachii
 Sinartrosis
 Synchondrosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang rawan. Cth:antara epifisis & diafisis sebelum penulangan selesai, antara kedua ossa pubica
 Synostosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang. Cth: antara epifisis & diafisis setelah penulangan selesai, antara os ilium, os pubis, dan os ischium
 Diartrosis
 Pada diartrosis terdapat bagian-bagian sbb:
 Ujung-ujung tulang yg bersendi:
kepala sendi (caput articulare)
& lekuk sendi (cavitas glenoidalis)
 Simpai sendi (capsula articularis): stratum fibrosum (bgn luar) & stratum synoviale (bgn dlm)
 Rongga sendi (cavum articulare) berisi cairan synovial
 Diartrosis
 Alat-alat khusus:
- Tendon: membatasi gerak sendi & sbg
 penyokong mekanik
- Kartilago & bantalan lemak (fat pads): discus &
meniscus articulares sbg alat menerima
 tumbukan, penyangga, & untuk mengurangi
 diskongruen
- Kandung sega (bursae mucosae) untuk
 memudahkan gerakan sendi
- Ligament (accessories, extracapsular, &
 intracapsular ligaments)
 Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
 Sendi kejur (amphiartrosis): kemampuan gerak sangat sedikit

-Symphysis; dihubungkan oleh fibrokartilago. Contoh : discus intervertebralis, symphysis pubis
 Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
 Articulationes: kemampuan gerak luas
a. Sendi sumbu 1
(1) sendi engsel/ hinge joint (ginglymus): sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang.
 Cth: art.interphalangeae, humero-ulnaris

(2) sendi kisar/ pivot joint (art trochoidea): sumbu gerak kira-kira sesuai dgn arah panjang tulang.
 Cth: art.radioulnaris,atlantodentalis
 Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
 Articulationes: kemampuan gerak luas

b. Sendi sumbu 2: kedua sumbu gerak berpotongan tegak lurus
(1) Sendi telur/ ellipsoidal joint (art. Ellipsoidea): kepala sendi cekung berbentuk ellipsoid dg sumbu panjang & sumbu pendek.
Cth: art.radiocarpae
(2) Sendi pelana/saddle joint (art.sellaris): permukaan sendi berbentuk pelana; arah sumbu yg satu permukaannya cembung & arah sumbu yg lain cembung. Cth: art.carpo-metacarpea
 Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
 c. Sendi sumbu 3 (arthroida): kemampuan gerak paling luas; kepala sendi berbentuk bola
(1) Sendi peluru/ ball & socket joint (art.
Globoidea): lekuk sendi mencakup kurang
dari setengah kepala sendi. Cth: art.humeri
(sendi bahu)
 (2) Sendi buahpala (enarthrosis
spheroidea): lekuk sendi mencakup
lebih dari setengah kepala sendi. Cth:
art coxae (sendi panggul)
 Penstabil sendi
 Jaringan kolagen kapsula sendi & ligamen.
 Bentuk permukaan sendi ® menentukan gerakan spesifik sendi
 Adanya tulang lain, otot rangka, & bantalan lemak pada sendi
 Tegangan pada tendon yang menempel pada tulang yang bersendi
 Gerakan Sendi
 Gerakan lurus (linear motion) – gliding
 Gerakan sudut (angular motion)
* fleksi-ekstensi-hiperekstensi
* abduksi-adduksi
* sirkumduksi
 Gerakan putar (rotation)
* rotasi kanan-kiri
* rotasi medial-lateral
* pronasi-supinasi
 Gerakan Sendi
 4. Gerakan khusus
* inversi-eversi
* dorsofleksi-plantar fleksi
* opposisi
* protraksi-retraksi
* elevasi-depresi
* fleksi lateral
 Otot
 Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya merupakan protein tubuh & ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat
 Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot
 Fungsi Sistem Otot Rangka
 Menghasilkan gerakan rangka.
 Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
 Menyokong jaringan lunak.
 Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dlm sistem tubuh.
 Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi ® panas
 3 Tipe jaringan otot
 Otot polos
 Otot rangka
 Otot jantung
 3 Tipe jaringan otot
 Otot polos
 Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
 Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
 Serat otot polos (tidak berserat),
 Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES,
 Sumber energi terutama dari metabolisme aerobik,
 Awal kontraksi lambat, kadang mengalami tetani, tahan thd kelelahan
 3 Tipe jaringan otot
 Otot rangka
 Memiliki banyak inti,
 Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
 Melekat pada tulang,
 Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS),
 Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik,
 Awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah
 3 Tipe jaringan otot
 Otot jantung
 Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
 dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
 Serat otot berserat,
 Hanya ada di jantung,
 Sumber Ca2+ dari CES & RS,
 Sumber energi dari metabolisme aerobik,
 Awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
 3 Tipe Jaringan Otot
 Struktur Otot Rangka
 Tendon
Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Tendon: jaringan ikat fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih yg menghubungkan otot rangka dengan tulang.
 Struktur Otot Rangka
 Fascia
- Otot rangka mrpkn kumpulan fasciculus (berkas sel otot
berbentuk silindris yg diikat oleh jaringan ikat).
- Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat
yg disebut epimysium (fascia).
- Setiap fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium
- Di dlm fascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot.
- Di antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit
yg berfungsi dlm perbaikan jaringan otot yang rusak.
Sel otot® serat otot (endomysium)® fascicle ® fasciculus (perimysium)® fascia (epimysium)® otot rangka (organ)
 Struktur Otot Rangka
 Sarcolemma (membran sel/serat otot) & Sarcoplasma
 Unit struktural jaringan otot ialah serat otot (diameter 0,01-0,1 mm;panjang 1-40 mm).
 Besar dan jumlah jaringan, terutama jaringan elastik, akan meningkat sejalan dengan penambahan usia.
 Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yg disebut sarcolemma.
 Protoplasma serat otot yg berisi materi semicair disebut sarkoplasmA.
 Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yg disebut miofibril.
 Struktur Otot Rangka
 Miofibril (diameter 1-2mm)
 Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan.
 Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh miosin
 Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin & tropomiosin)
 Struktur Otot Rangka
 Sarkomer
 1 sarkomer tdd:
- filamen tebal,
- filamen tipis,
- protein yg menstabilkan posisi filamen tebal & tipis, &
- protein yg mengatur interaksi antara filamen tebal & tipis.
 Pita gelap (pita/ bands A~anisotropic); pita terang (pita/bands I ~isotropic)
 Filamen tebal tdp di tengah sarkomer Pita A, tdd 3 bgn:
- garis M; zona H; dan zona overlap
 Filamen tebal tdp pd pita I;
 garis Z mrp batas antara 2 sarkomer yg berdekatan & mengandung protein Connectins yg menghubungkan filamen tiois pd sarkomer yg berdekatan.
 Struktur Otot Rangka
 Retikulum sarkoplasma
 Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot
 » retikulum endoplasma di sel lain.
 Tdd tubulus-tubulus yg sejajar dg miofibril, yg pd garis Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus transversal (Tubulus T).
 Tempat penyimpanan ion Ca2+.
 Tubulus T ® saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.
 Tubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
 Struktur Otot Rangka
 Motor end plates
merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
 Komposisi Otot Rangka
 Komposisi Otot Rangka
 Otot merah & putih
Otot merah ® bny mengandung pigmen pernapasan yaitu mioglobin, yg berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah (ekstrasel) ke mitokondria (intrasel) Þ kapasitas metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn aktivitas siklus Krebs dan enzim transport elektron yang kuat

Otot putih ® krn kurang mioglobin Þ kapasitas glikolisis anaerobik yang tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat.
 Komposisi Otot Rangka
 Ekstraktif
Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin, kreatinin fosfat, ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat mrpkn zat yang ‘kaya energi’
 Protein
Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd proses glikolisis mrpkn protein sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk struktur otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin.
 4 Pola pengorganisasian otot rangka
 Parallel muscle
 Convergent muscle
 Pennate muscle
 Circular muscle
 Axial musculature
- melekat pd rangka aksial
- memposisikan kepala, tulang belakang;
menggerakkan tulang iga
- mencakup 60% otot rangka tubuh
 Appendicular musculature
- menstabilkan atau menggerakkan
komponen rangka appendikular
- mencakup 40% otot rangka tubuh
Tulang rawan
Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks, ada 3 macam tulang rawan:
1. Tulang rawan hialin: matriks mengandung seran kolagen; jenis yang paling banyak dijumpai
2. Tulang rawan elastin: serupa dengan tulang rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit
Tulang rawan
Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks, ada 3 macam tulang rawan:
3. Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan
Pertumbuhan Tulang Rawan
Ada 2 cara:
1. Appositional growth; tumbuh dari luar ® sel pembentuk kartilago di dlm perikondrium menyekresi matriks baru ke permukaan luar kartilago yg sdh ada
2. Interstisial growth; tumbuh dari dalam ® kondrosit yg berikatan dg lakuna di dlm kartilago membelah & menyekresi matriks baru & memperluas kartilago dari dalam
Pertumbuhan tulang rawan berakhir selama periode dewasa
Tulang
Pembentuk jaringan tulang:
- sel-sel tulang (sel osteoprogenitor,
osteoblast, osteosit, dan osteoklas)
- matriks
Matriksnya mengandung unsur anorganik, terutama kalsium fosfat (hidroksiapatit)
Tulang
Secara makroskopik:
- Stratum spongiosum (rongga) = medulla tulang
- Stratum kompaktum (padat) = korteks tulang
Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dlm kanalikuli tulang kompak
Tulang
Struktur Mikroskopis Tulang
Sistem havers
Lamella
Lacuna
Kanalikuli
Struktur Mikroskopis Tulang
Sistem Havers: saluran Havers (saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang).
Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
Dissections
Deep
Dissection
Osteocyte and Haversian canal:
Osteocyte "bone cells", are embedded within the solid calcium phosphate matrix of solid bone.
To sustain life and perform their functions, need access to blood vessels to obtain nutrients and excrete waste.
Access to nutrients is provided by microscopic channels called Haversian Canals.
Each canal contains blood vessels and a nerve
Neuromuscular junction
Periosteum
Membran vaskuler fibrosa yang melapisi tulang, banyak pembuluh darah dan melekat erat pada tulang.
Pada tulang yang
sedang tumbuh
terdapat lapisan
sel pembentuk
tulang diantara
periosteum dan tulang.
Tulang
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi.
Pada tulang yang sedang tumbuh terdiri atas 1 batang (diafisis) dan 2 ujung (epifisis)
Tulang
Tulang menurut bentuknya
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yg ukuran panjangnya terbesar, cth: os humerus
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yg ketiga ukurannya kira-kira sama besar, cth: ossa carpi
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukuran lebarnya terbesar, cth: os parietale
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), cth: os sphenoidale
5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), cth: os maxilla
Sistem skeletal/ rangka
Tengkorak
Sternum/dada
Iga
Vertebra
Sacrum
Tulang tengkorak
- Os Occipitale
- Os Parietale
- Os Temporale
- Os Frontale
- Os Sphenoid
- Os Ethmoid
-
Tulang tengkorak
- Os Maxilla
- Os Palatine
- Os Nasal
- Vomer
- Concha nasal inferior
- Os Zygomatic
- Os Lacrimal
- Mandibula
- Ossicles auditori & Os Hyoid
Penanganan fraktur
Recognisi = mengenal fraktur (terbuka/tertutup, lokasi)
Reposisi = mengembalikan posisi tulang ke posisi anatomis
Retensi = mempertahankan posisi tulang yang sudah baik
Rehabilitasi = meningkatkan fungsi tulang
Extremitas atas
Os Scapula
Os Clavicula
Os Humerus
Os Radius
Os Ulna
Os Carpals
Ossa Metacarpals
Ossa Phalanges
Sendi
Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.
Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.
3 Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya
Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.
Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.
Sendi berdasarkan jenis persambungannya
Sinartrosis
Sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara kedua ujung tulang yang bersendi terdapat suatu jaringan
Diartrosis
Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang yg bersendi terdapat rongga (cavum articulare)
Sinartrosis
1. Syndesmosis: jaringan penghubungnya merupakan jaringan ikat :

a. Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh
jaringan ikat yg tipis. Cth: di antara tulang-
tulang tengkorak
b. Schindylesis: lempeng pd tulang yg satu
terjepit di dlm celah pada tulang lain. Cth
antara rostrum sphenoid & vomer
Sinartrosis
c. Ghomphosis: tulang yg 1 berbentuk kerucut
masuk ke dalam lekuk yg sesuai dgn bentuk
itu pd tlng lain.Cth: antara gigi dg rahang
d. Syndesmosis elastica: jar ikat penghubungnya
merupakan jar ikat elastin. Cth: di antara arc.
Vertebra oleh lig.flavum
e. Syndesmosis fibrosa: jar ikat penghubungnya
merupakan serat kolagen. Cth: antara ulna &
radius oleh membran interossa antebrachii
Sinartrosis
2. Synchondrosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang rawan. Cth:antara epifisis & diafisis sebelum penulangan selesai, antara kedua ossa pubica
3. Synostosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang. Cth: antara epifisis & diafisis setelah penulangan selesai, antara os ilium, os pubis, dan os ischium
Diartrosis
Pada diartrosis terdapat bagian-bagian sbb:
1. Ujung-ujung tulang yg bersendi:
kepala sendi (caput articulare)
& lekuk sendi (cavitas glenoidalis)
2. Simpai sendi (capsula articularis): stratum fibrosum (bgn luar) & stratum synoviale (bgn dlm)
3. Rongga sendi (cavum articulare) berisi cairan synovial
Diartrosis
4. Alat-alat khusus:
- Tendon: membatasi gerak sendi & sbg
penyokong mekanik
- Kartilago & bantalan lemak (fat pads): discus &
meniscus articulares sbg alat menerima
tumbukan, penyangga, & untuk mengurangi
diskongruen
- Kandung sega (bursae mucosae) untuk
memudahkan gerakan sendi
- Ligament (accessories, extracapsular, &
intracapsular ligaments)
Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
1. Sendi kejur (amphiartrosis): kemampuan gerak sangat sedikit

-Symphysis; dihubungkan oleh fibrokartilago. Contoh : discus intervertebralis, symphysis pubis
Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
2. Articulationes: kemampuan gerak luas
a. Sendi sumbu 1
(1) sendi engsel/ hinge joint (ginglymus): sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang.
Cth: art.interphalangeae, humero-ulnaris

(2) sendi kisar/ pivot joint (art trochoidea): sumbu gerak kira-kira sesuai dgn arah panjang tulang.
Cth: art.radioulnaris,atlantodentalis
Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
2. Articulationes: kemampuan gerak luas

b. Sendi sumbu 2: kedua sumbu gerak berpotongan tegak lurus
(1) Sendi telur/ ellipsoidal joint (art. Ellipsoidea): kepala sendi cekung berbentuk ellipsoid dg sumbu panjang & sumbu pendek.
Cth: art.radiocarpae
(2) Sendi pelana/saddle joint (art.sellaris): permukaan sendi berbentuk pelana; arah sumbu yg satu permukaannya cembung & arah sumbu yg lain cembung. Cth: art.carpo-metacarpea
Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
c. Sendi sumbu 3 (arthroida): kemampuan gerak paling luas; kepala sendi berbentuk bola
(1) Sendi peluru/ ball & socket joint (art.
Globoidea): lekuk sendi mencakup kurang
dari setengah kepala sendi. Cth: art.humeri
(sendi bahu)
(2) Sendi buahpala (enarthrosis
spheroidea): lekuk sendi mencakup
lebih dari setengah kepala sendi. Cth:
art coxae (sendi panggul)
Penstabil sendi
1. Jaringan kolagen kapsula sendi & ligamen.
2. Bentuk permukaan sendi ® menentukan gerakan spesifik sendi
3. Adanya tulang lain, otot rangka, & bantalan lemak pada sendi
4. Tegangan pada tendon yang menempel pada tulang yang bersendi
Gerakan Sendi
1. Gerakan lurus (linear motion) – gliding
2. Gerakan sudut (angular motion)
* fleksi-ekstensi-hiperekstensi
* abduksi-adduksi
* sirkumduksi
3. Gerakan putar (rotation)
* rotasi kanan-kiri
* rotasi medial-lateral
* pronasi-supinasi
Gerakan Sendi
4. Gerakan khusus
* inversi-eversi
* dorsofleksi-plantar fleksi
* opposisi
* protraksi-retraksi
* elevasi-depresi
* fleksi lateral
Otot
Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya merupakan protein tubuh & ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat
Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot
Fungsi Sistem Otot Rangka
1. Menghasilkan gerakan rangka.
2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dlm sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi ® panas
3 Tipe jaringan otot
1. Otot polos
2. Otot rangka
3. Otot jantung
3 Tipe jaringan otot
1. Otot polos
 Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
 Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
 Serat otot polos (tidak berserat),
 Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES,
 Sumber energi terutama dari metabolisme aerobik,
 Awal kontraksi lambat, kadang mengalami tetani, tahan thd kelelahan
3 Tipe jaringan otot
2. Otot rangka
 Memiliki banyak inti,
 Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
 Melekat pada tulang,
 Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS),
 Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik,
 Awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah
3 Tipe jaringan otot
3. Otot jantung
 Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
 dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
 Serat otot berserat,
 Hanya ada di jantung,
 Sumber Ca2+ dari CES & RS,
 Sumber energi dari metabolisme aerobik,
 Awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
3 Tipe Jaringan Otot
Struktur Otot Rangka
Tendon
Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Tendon: jaringan ikat fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih yg menghubungkan otot rangka dengan tulang.
Struktur Otot Rangka
Fascia
- Otot rangka mrpkn kumpulan fasciculus (berkas sel otot
berbentuk silindris yg diikat oleh jaringan ikat).
- Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat
yg disebut epimysium (fascia).
- Setiap fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium
- Di dlm fascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot.
- Di antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit
yg berfungsi dlm perbaikan jaringan otot yang rusak.
Sel otot® serat otot (endomysium)® fascicle ® fasciculus (perimysium)® fascia (epimysium)® otot rangka (organ)
Struktur Otot Rangka
Sarcolemma (membran sel/serat otot) & Sarcoplasma
Unit struktural jaringan otot ialah serat otot (diameter 0,01-0,1 mm;panjang 1-40 mm).
Besar dan jumlah jaringan, terutama jaringan elastik, akan meningkat sejalan dengan penambahan usia.
Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yg disebut sarcolemma.
Protoplasma serat otot yg berisi materi semicair disebut sarkoplasmA.
Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yg disebut miofibril.
Struktur Otot Rangka
Miofibril (diameter 1-2mm)
Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan.
Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh miosin
Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin & tropomiosin)
Struktur Otot Rangka
Sarkomer
1 sarkomer tdd:
- filamen tebal,
- filamen tipis,
- protein yg menstabilkan posisi filamen tebal & tipis, &
- protein yg mengatur interaksi antara filamen tebal & tipis.
Pita gelap (pita/ bands A~anisotropic); pita terang (pita/bands I ~isotropic)
Filamen tebal tdp di tengah sarkomer Pita A, tdd 3 bgn:
- garis M; zona H; dan zona overlap
Filamen tebal tdp pd pita I;
garis Z mrp batas antara 2 sarkomer yg berdekatan & mengandung protein Connectins yg menghubungkan filamen tiois pd sarkomer yg berdekatan.
Struktur Otot Rangka
Retikulum sarkoplasma
Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot
» retikulum endoplasma di sel lain.
Tdd tubulus-tubulus yg sejajar dg miofibril, yg pd garis Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus transversal (Tubulus T).
Tempat penyimpanan ion Ca2+.
Tubulus T ® saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.
Tubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
Struktur Otot Rangka
Motor end plates
merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
Komposisi Otot Rangka
Komposisi Otot Rangka
Otot merah & putih
Otot merah ® bny mengandung pigmen pernapasan yaitu mioglobin, yg berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah (ekstrasel) ke mitokondria (intrasel) Þ kapasitas metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn aktivitas siklus Krebs dan enzim transport elektron yang kuat

Otot putih ® krn kurang mioglobin Þ kapasitas glikolisis anaerobik yang tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat.
Komposisi Otot Rangka
Ekstraktif
Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin, kreatinin fosfat, ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat mrpkn zat yang ‘kaya energi’
Protein
Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd proses glikolisis mrpkn protein sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk struktur otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin.
4 Pola pengorganisasian otot rangka
1. Parallel muscle
2. Convergent muscle
3. Pennate muscle
4. Circular muscle
Axial musculature
- melekat pd rangka aksial
- memposisikan kepala, tulang belakang;
menggerakkan tulang iga
- mencakup 60% otot rangka tubuh
Appendicular musculature
- menstabilkan atau menggerakkan
komponen rangka appendikular
- mencakup 40% otot rangka tubuh

Thnks.......semoga bermanfaat


Bye: me’i