Minggu, 26 Juni 2011

MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR

A. PENGERTIAN:

Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari kursi roda ke tempat tidur.

B. TUJUAN:

1. Melatih ototo skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse
2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi dengan kegiatan ini)

C. PERSIAPAN MEMINDAHKAN KLIEN KEATAS TEMPAT TIDUR

1. Kaji tingkat kenyamanan,toleransi aktivitas,kekuatan otot dan mobilisasi klien
2. Tinggi kan tempat tidur dengan ketinggian yang nyaman untuk bekerja
3. Pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan klien pada posisi sebelumnya
4. Dapatkan bantuan tambahan bila diperlukan
5. Jelaskan prosedur pada klien
6. Cuci tangan
7. letakkan tempat tidur pada posisi datar dengan roda tempat tidur terkunci

D. PERSIAPAN LINGKUNGAN
Persiapan lingkungan yang harus di perhatikan adalah:
1. Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien (kondusif)
2. Tutup pintu atau gorden menjaga privacy pasien




LANGKAH-LANGKAH MEMINDAHKAN KLIEN YANG TAK BERDAYA KEATAS TEMPAT TIDUR(1 PERAWAT)

1. lengkapi persiapan diatas
2. letakkan klien bersandar dengan bagian kepala tempat tidur rata.berdiri di satu sisi tempat tidurmemudahkan perawat mengkaji kesejajaran tubuh dan mengurangi tarikan gravitasi tubuh klien bagian atas
3. tempatkan bantal dibagian kepala tempat tidurmencegah kepala klien membentur tempat tidur
4. mulai pada kaki klien.hadapkan kaki tempat tidur pada sudut 45.letakakan kaki terbuka dengan kaki yang terdekat kepala dari tempat tidur di belakang kaki yang lain.fleksikan lutut dan pinggul yang diperlukan untuk membawa lengan perawat setinggi kaki klien.pindahkan berat badan perawat dari kaki depan ke kaki belakang dan geser kaki klien sejajar bagian kepala tempat tidurpengaturan posisi dimuilai pada kaki klien karena lebih ringan dan lebih mudah.menghadap arah gerakan menjamin keseimbangan yang tepat.pemindahan berat badan perawat mengurangi gaya yang diperlukan untuk menggerakan beban.gerakan diagonal memungkinkan menarik sesuai arah gaya.fleksikan lutut mendekati pusat gravitasi dan menggunakan otot paha dari pada otot punggung.
5. bergerak sejajar pada pinggul klien.fleksi lutut dan pinggul yang diperlukan untuk membawa lengan perawat setinggi pinggul klienmempertahan kan kesejajaran tubuh perawat yang sesuai.dekatkan objek sedekat mungkin dengan perawat untuk dipindahkan dan rendahkan pusat gravitasi.gunakan otot paha daripada otot punggung.
6. geser pinggul klien sejajar arah kepala tempat tidurmeluruskan kaki dan pinggul klien.
7. pindahkan kepala klien dan bahu klien secara parallel.fleksikan lutut dan pinggul yang diperlukan untuk membawa tinggi lengan dengan tubuh klienmempertahan kan kesejajaran tubuh yang sesuai.
8. masukkan lengan perawat yang terdekat bagian kepala tempat tidur kebawah leher klien,dengan tangan memegang kebawah dan menyokong bahumempertahankan kesejajaran tubuh dan mencegah cidera selama pergerakan
9. letakakan lengan perawat yang lain dibawah punggung bawah klienmenyokong berat badan klien dan mengurangi friksi
10.geser tubuh,bahu,kepala dan leher klien secara diagonal kearah kepala tempat tidurmeluruskan kembali tubuh klien disis tempat tidur
11.tinggikan sisi bergerak.pindahkan kesisi tempat tidur yang lain dan rendahkan sisi bergerakmelindungi klien jatuh dari tempat tidur
12.pusat klien ditengah tempat tidur,pindahkan tubuh pada ketiga bagian yang samamempertahan kan kesejajaran tubuh,memberikan ruang yang cukup untuk bergerak,dan ,member keamanan pada klien

MEMBANTU KLIEN PINDAH KEATAS TEMPAT TIDUR(1/2 PERAWAT)

1. lengkapi Persiapan
2.letakkan klien bebaring pada bagian kepala tempat tidur ratamemudahkan perawat mengkaji kesejajaran tubuh.mengurangi tarikan gravitasi pada tubuh klien bagian atas
3.letakkan bantal dikepala tempat tidurmencegah kepala klien membentur tempat tidur
4.hadapkan kepala tempat tidur
a.jika 2 perawat membantu klien setiap perawat harus meletakkan satu lengan nya dibawah bahu klien,dan lengan lain berada dibawah paha
b.posisi alternative.posisi satu perawat dibagian atas tubuh klien.lengan perawat yang terdekat dengan bagian kepala tempat tidur harus berada dibawah kepala klien dan berlawanan dengan bahu.lengan lain harus dibawah lengan terdekat dari bahu klien.posisi perawat lain berada pada bagian bawah tubuh klien.lengan perawat harus berada dibawah punggung bagian bawah dan batang tubuh klien
5.letakkan kaki terbuka dengan kaki terbuka dibagian kepala tempat tidur dibelakang kaki yang lain.
6.minta klien untuk memfleksikan lututnya dengan kaki rata pada tempat tidurmemudahkan klien mnggunakan otot femoral selama bergerak
7.instruksikan klien untuk memfleksikan lehernya,miringkan dagu kearah dadamencegah hyperekstensi pada leher
8.instruksikan klien untuk membantu dengan mendorong kakinya pada permukaan tempat tidurmeningkatkan mobilisasi klien
9.fleksikan lutut dan pinggul perawat,bawa lengan bawah perawat lebih dekat tempat tidur
10.instruksikan klien untuk mendorong dengan tumitmempersiapakn klien pindah
11.pada hitungan ketiga,goyang dan ubah berat dari kaki depan ke kaki belakangmenggoyang memungkinkan perawat mencapai keseimbangan

E.TEKNIK MEMINDAHKAN KLIEN

a. PERSIAPAN UNTUK TEKNIK MEMINDAHKAN

a.kaji kekuatan otot,mobilisasi sendi,paralisis atau pareksis,hypotensi ortostatik,toleransi aktivitas,tingkat kesadaran,tingkat kenyamanan dan kemampuan klien mengikuti instruksi.
b.siapkan peralatan dan persediaan yang dibutuhkan
-transferbelt(bila diperlikan )mengurangi resiko cidera.
-kursi roda(posisi pada sudut 45 dari tempat tidur,rem terkinci,memindahkan kaki istirahat,rem tempat tidur terkunci)
-brankar(posisi tempat tidur pada sudut 90,rem brankar terkunci,rem tempat tidur terkunci)
c.jelaskan prosedur pada klien
d.tututp pintu dan gorden
e.cuci tangan


b. MEMBANTU KLIEN BERJALAN DARI KURSI RODA KETEMPAT TIDUR

Seperti halnya tindakan lain,membantu pasien berjalan memerlukan persiapan.perawat mengkaji toleransi terhadap aktivitas,kekuatan,adanya nyeri,koordinasi dan keseimbangan pasien untuk menentukan jumlah bantuan yang diperlukan pasien.aktivitas ini mungkin memerlukan alat seperti kruk,tongkat dan walker.namun pada prinsipnya perawat dapat melakukan aktivitas ini meskipun tanpa menggunakan alat.

TUJUAN:

1.memulihkan kembali toleransi aktivitas
2.mencegah terjadinya kontraktur sendi dan flaksit otot

PROSEDUR KERJA

1.jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.cuci tangan
3.minta pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau memegang telapak tangan perawat
4.berdiri disamping pasien berpegang telapak dan lengan tangan pada bahu pasien
5.bantu pasien untuk jalan ketempat tidur
6.observasi respon pasien saat berdiri dari kursi roda
7.cuci tangan setelah prosedur dilakukan
8.catat tindakan dan respon pasien



MEMBANTU KLIEN DUDUK DITEMPAT TIDUR

a.melengkapi persiapan
b.letakkan klien pada posisi terlentang
c.pindahkan bantal dari tempat tidur klien
d.hadap kebagian kepala tempat tidur
e.letakkan kaki terbuka dengan kaki yang tertdekat tempat tidur dibelakang kaki yang lain
f.letakkan tangan yang terjauh dari klien dibawah bahu,menyookong kepala dan vertebra servikal
g.letakkan tangan lainnya diatas permukaan tempat tidur
h.tinggikan klien pada posisi duduk dengan mengubah berat perawat dari kaki depan ke belakang
i.dorong berlawanan dengan tempat tidur menggunakan lengan yang terletak dipermukaan tempat tidur













BAB II

DEMOSTRASI PEMINDAHAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR


1.komunikasikan dengan pasien tindakan yang akan di lakukan dan prosedurnya.
2.bersihkan tempat tidur pasien.
3.cuci tangan
4.pasang handskun
5.dekatkan kursi roda pasien ke tempat tidur.
6.kunci kursi roda pasien untuk memundahkan memindahkan pasien.
7.angkat kaki pasien secara perlahan
8.suruh pasien memegang bahu perawat
9.bantu pasien berdiri dan berjalan ke tempat tidur
10.pasien di dudukkan di tempat tidur.
11.perawat memegang kaki dan punggung pasien supaya pasien mudah tidur.
12.setelah pasien nyaman di tempat tidur
13.perawat minta izin untuk mengakhiri pertemuannya dengan perawat.




























PENUTUP



A.KESIMPULAN

Pemindahan pasien dari kursi roda ke tempat tidur dilakukan karena kelemahan kemampuan fungsional untuk berpindah dari kursi roda ke tempat tidur. serta memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

Peran perawat dalam hal ini adalah membantu pasien pindah dari kursi roda ketempat tidur tujuannya melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse,memberikan kenyamanan, mempertahankan kontrol diri pasien, memungkinkan pasien untuk bersosialisasi, memudahkan perawat yang akan mengganti seprei.

ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TENTANG
OTONOMI DAN BENEFICIENCE

Dosen Pembimbing: Ns.Vivi Okta Sanggara,S.Kep
Disusun Oleh Kelompok I:
Adria efendi
Dina permata sari
Feni widia
Indah widia satri
Meri Yanti
Ony fauzia harzah
Rama risni zarafia
Silvia anggraini
Vivi anggia

S1 Keperawatan
STIKES PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
2010/2011


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Tujuan
Bab II: Pembahasan
Otonomy
Berbuat baik (Beneficience)
Bab III: Penutup
Kesimpulan
Saran




Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena Rahmat dan Karunianya sehingga makalah tentang Perkembangan Organisasi Profesi Keperawatan ini dapat kami susun.
Makalah ini kami susun sesuai dengan tugas kami sebagai mahasiswa keperawatan akan kebutuhan kami dalam proses mencari bahan perkuliahan tentang Etika dan Hukum Keperawatan.
Makalah ini dapat di gunakan untuk semua kalangan dan profesi, supaya mereka bisa mendapatkan informasi mengenai apa yang kami bahas dalam makalah kami ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan pada beberapa buku dari berbagai perpustakaan, baik dari perpustakaan umum sampai perpustakaan khusus seperti perpustakaan Rumah Sakit Ahmat Muchtar Bukittinggi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini terutama pada oarang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada kami. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah ini.
Besar harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan khususnya dan kesehatan pada umumnya.

Bukittinggi, April 2011


Pemakalah



BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan /asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu dasar holistik. Tetapi sebelum mencapai itu, perawat juga mengikuti sekolah sampai ia mendapat ilmu pengetahuan serta mengetahui lembaga-lembaga yang terkait dalam keperawatan. Perawat memandang pasien/klien sebagai makhluk bio-psiko-sosiokultural dan spiritual yang berespon secara holistikdan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa lepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien .
Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika dan mengetahui otonomi dan berbuat baik karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia. Perawat harus bertundak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya.
Otonomi dan deficience dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para perawat dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama.
Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan.

Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat/kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai-pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan perawat.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar pembaca otonomi dan deficience seorang perawat.
2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai berbuat baik dalam keperawatan.
3. Mengetahui apa prinsip-prinsip otonomi.












BAB II
PEMBAHASAN

A. otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu sebelumnya Melakukan sesuatu tanpa memberikan informasi relefan yang penting diketahui klien dalam membuat suatu pilihan Memberitahukan klien bahwa keadannya baik padahal terdapat gangguan atau penyimangan Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki informasi tersebut Memaksa klien memberikan informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak bersedia menjelaskan nya.
Perawat menghargai manusia dalam penerapan otonomi, termasuk juga menghargai profesi lain dalam lingkup tugas perawat,misalnya dokter,ahli farmasi dan sebagainya.
Bagaimana kita bisa melihat otonomi profesi perawat?.........

Begini ceritanya :
Misalkan ada pasien datang menderita katakanlah " Penyakit Jantung"
Bila pasien ini tidak ditolong, pasien akan mengalami komplikasi lebih lanjut; apa za ?...... ya bisa kardiogenik syok, disrithmia, gagal jantung, dsb.
Nah untuk masalah itu, perawat nggak bisa buat pesan-pesan primer untuk mencegah atau mengatasi masalah.Untuk mengatasi atau mencegah masalah itu diperlukan pesan-pesan dari Dokter. Maka masalah itu disebut Masalah Kolaboratif.
Lalu apa pekerjaan otonom / mandiri perawat?????.....lihat saja.....pasien ini mengalamibanyak respon terhadap kondisi sakitnya.....apa saja ya ; misal dia cemas, dia gak bisa makan karena mual, dia berduka karena sakit yang dialami, dia kesepian, and masih banyak lagi...belum lagi nafasnya yang tersengal-sengal...dia perlu "Caring Person". Itulah perawat dia bisa buat "Pesan-Pesan Mandiri" untuk merawat, memberi perhatian pasien ini. Menolong mereka memenuhi "Kebutuhan Dasarnya", dan jika pasien ini tidak akan terselamatkan, perawat ini dengan sikap "Care" nya menolong individu ini untuk "Meninggal dengan damai" Itulah Fungsi Otonomi Perawat : "The Caring Person"...

Bila perawat memberi obat-obatan atas pesan dokter, itu sebenarnya hanyalah menolong individu ini memperoleh akses kepada pengobatan yang dibutuhkan.

Jadi Perawat bukan Pembantu Dokter,.tetapi "Caring Person"


B. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
contohnya :
Seorang klien yang mempunyai kepercayan bahwa pemberian transpusi darah bertentangan dengan keyakinanya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis . Sebelumnya kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyatan tertulis kepada dokter bahwa iya tidak mau dilakukan transpusi darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk dan terdapat pendarahan hebat, dokter seharusnya mengentruksikan untuk memberikan transpusi darah dalam hal ini akhirnya transpusi darah tidak diberikan karna prinsip beneficience. Walaupun sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi penyalah gunaan prinsip maleficienci (tidak melukai)





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, demi kesempurnaan makalah ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan seorang tenaga kesehatan.