Selasa, 29 Maret 2011

anatomi fisiolgi sistem integumen

anatomi fisiolgi sistem integumen
Sub pokok bahasan :
 Pengertian dan anatomi kulit
 Fungsi kulit
 Lapisan kulit
 Pelengkap kulit
 Persyarafan kulit
 Pembuluh darah
 Warna kulit
 Hubungan Fisiologi kulit dengan Organ lain

1. Pengertian dan anatomi kulit

 Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh.
 Seluruh kulit beratnya sekitar 14% dari berat tubuh
Pada orang dewasa 2,7-3,6 kg
Luasnya 1,5 -1,9 meter persegi
Tebal kulit bervariasi mulai 0,5 mm-6mm tergantung dari letak,umur dan jenis kelamin
 Kulit tipis terletak pada kelopak mata,penis, labium minor
 Kulit bagian medial terletak pada lengan atas
 Kulit tebal terletak pada telapak tangan,telapak kaki, punggung,bahu dan bokong
Fungsi kulit
 1. Pelindung
 2. Peraba atau Alat komunikasi
 3. Alat Pengatur Panas
 4. Tempat Penyimpanan dan Produksi Vit D untuk pertumbuhan Tulang
 5. Alat Absorpsi
 6. Eksresi

 Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga yang berfungsi sebagai :
1.pelindung
melindungi organ-organ tubuh.
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
- Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
- Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
- Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
- Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
- Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.

2. peraba atau alat komunikasi
 Merasakan sentuhan
 Rasa nyeri
 Perubahan suhu tekanan kulit dari jaringan subcutan
3. alat pengatur panas
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.

 vasodilatasi
Kulit melebar, kulit panas,kelebihan panas dipancarkan melalui kelenjar keringat shg terjadi penguapan cairan pada permukaan kulit
 vasokontriksi
Pembuluh darah mengerut,kulit pucat dan dingin,hilangnya keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan
Panas dapat dilepaskan kulit dengan berbagai cara ;
 Penguapan
Terjadi melalui pernafasan dan prespirasi kulit
 pemancaran
Perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke objek lainnya tanpa kontak diantara keduanya, contoh seseorang yg berdiri didepan kulkas yang terbuka
 Konduksi
Perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke objek lainnya disertai dengan kontak diantara keduanya ,contoh seseorang akan kehilangan panas tubuhnya dengan berendam dengan air dingin selama waktu tertentu
 konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi karena udara ,contoh udara akan terasa dingin disaat kita membuka pintu rumah
4. tempat penyimpanan dan produksi vit D untuk pertumbuhan tulang
 kulit beraksi sebagai alat penampung air dan lemak ,yang dapat melepaskanya bila diperlukan
 kulit dan jaringan yang ada dibawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air daN juga lemak
 Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah.

 Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.
 Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit
5. alat absorpsi
 kulit dapat mengabsorpsi :
 sinar ultraviolet yang bereaksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi pertumbuhan perkembangan tulang
 obat –obat tertentu yg digunakan sebagai salep
 Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.

 Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar
6. Ekskresi
Zat berlemak, air dan ion2 seperti Na+ disekresikan melalui kulit
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
- Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.
- Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
- Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
- Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.



3. Lapisan kulit
 1. Epidermis
 2. Dermis
 3. Sub Dermis
Lapisan kulit
1. epidermis / kutikula
 Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan Avaskuler
 terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk,mengandung sel melanosit, langerhans dan merkel
 Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tmpt di tubuh,paling tebal pada telapak tangan dan kaki
 Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit
 terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu
 epidermis terdiri dari atas lima lapisan (dari lapisan terluar sampai lapisan terdalam ).




Epidermis terdiri dari atas 5 Lapisan
(dari lapisan terluar sampai lapisan terdalam ).
 Stratum germinatium (stratum basale + S.Spinosum )
Berbentuk silidris dengan bentuk yg lonjong,terdapat butir-butir melanin( suatu pigment yang berwarna hitam,pada lapisan terdalam epidermis). Menjadi pusat pembelahan sel yang cepat.dan sel baru didorong masuk kelapisan berikutnya
 stratum Spinosum / stratum akantosum,yaitu lapisan yang paling tebal dan terdiri dari banyak glikogen .sel2nya disebut spinosum karena terdiri dari sel yang berbentuk poligonal / banyak sudut dan mempunyai banyak tanduk (spina),disebut akantosum sebab sel2nya berduri .
 sel melanosit berfungsi sebagai sistem pigmentasi kulit
 Langerhans cell berfungsi sebagai sistem imun
 Markels cell berfungsi sebagai s. imun,pembentukan fibroblast kolagen
 Stratum granulosum, merupakan sel gepeng berkulit kasar dan berinti, sel- sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan kulit
 Stratum lusidum , merupakan sel gepeng tanpa inti ,yang jelas terlihat pada telapak kaki dan tangan dgn ketebalan empat sampai tujuh lapisan sel
 Stratum korneum / lapisan tanduk , terdiri dari beberapa lapisan sel gepeng yang mati dan tidak berinti
 Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin ( zat tanduk )
 Mekanisme pertumbuhan kulit (kreatinisasi ) terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal Growth factor (EPF)

Fungsi epidermis;
 1. proteksi barier
 2. organisasi sel
 3. sintesis vitamin D dan Sitokinin
 4. pembelahan dan mobilisasi sel
 5. pigmentasi (melanosit ).
 6. pengenalan alergen (sel langerhans )
2. Dermis
 Merupakan lapisan kedua dari kulit dan bagian terpenting dari kulit yang sering disebut “ true skin “
 terdiri dari jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis
 Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3mm. lapisan yang mempunyai ketebalan 4x lipat dari lapisan epidermis (kira2 0,25 -2,55 mm)
 Lapisan ini mengandung pembuluh darah ,pembuluh limfe dan saraf dan juga lapisan elastic, fibrosanya padat dan terdapat folikel rambut
Dermis terdiri dari 2 lapisan
1. Bagian atas, pars papilare (stratum papilare)
 Menonjol ke epidermis, terdiri dari serabut saraf , dan pembuluh darah yang memberi nutrisi pada epidermis yg diatasnya
 Merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar ,menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis,
 Banyak terdapat sel mast dan sel makrofag yg diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme
 Yang menembus lapisan dermis, dan berfungsi sebagai pelindung dilapisan ini jg terdapat sejumlah kecil elastin dan kolagen
 Serabut elastis bertugas memberikan kelenturan pada kulit dan memberi kekuatan pada alat disekitar kelenjar dan folikel rambut
 sejalan dengan bertambahnya usia, pada simpul kolagen dan serat elastik mengakibatkan pengeriputan kulit
 Serabut kolagen bertugas memberi kekuatan pada kulit
 Lapisan ini berbentuk gelombang terjulur ke lapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh darah
2. Bagian bawah, pars retikulare(stranum retikularis)
 Menonjol kearah subcutan, serabut penunjang yaitu serabut kolagen,elastis dan serabut retikulus
 Merupakan lapisan tebal dan terdiri jaringan penghubung padat dengan susunan yang tidak merata,
 disebut lapisan retikular karena banyak terdapat serat elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai jaring-jaring
Komponen dari lapisan dermis berisi banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit terdiri dari :
1.Kelenjar sebaceous
 menghasilkan sebum,zat semacam lilin ,asam lemak , trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel rambut yang mengandung banyak lipid, pada orang yang berjenis kulit berminyak, maka kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak
 kelenjar sebasea ini jg dapat berfungsi untuk proses difusi( perpindahan ) kandungan bahan dalam suatu produk kelapisan paling dalam
 Gambar di bawah menunjukkan terjadinya penyumbatan pada kelenjar sebasea sehingga terbentuk jerawat ( acne )
Jadi bisa disimpulkan jerawat bersumber dari lapisan dermis

Komponen dari lapisan dermis berisi banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit terdiri dari :
2. Eccglrie sweat glands atau kelenjar keringat
 Mengatur penguapan untuk mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan meningkat yang kita kenal dengan keringat dan membuang sisa metabolisme tubuh sebagian besar terdiri dari garam dan urea
 Pembuluh darah memberikan nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin , oksigen maupun zat-zat penting lainnya untuk metabolisme sel kulit , selain itu pembuluh darah
3. Folikel rambut, merupakan tempat pangkal tumbuhnya rambut
4. syaraf nyeri dan reseptor sentuh,
syarat-syarat yang membuat kita peka dan dapat merasakan nyeri atau sakit, bila ada sesuatu yang menciderai kulit jg syaraf2 yg berfungsi memberi rasa sentuhan pada kita sehingga kita dapat merasakan panas, dingin, meraba benda2 lain
Subcutis / hypodermis
 Subcutis terdiri dari kumpulan2 sel lemak dan diantaranya terdapat serabut-serabut jaringan ikat dermis
 Lapisan lemak ini disebut “penikulus adiposus “ berguna sbgai shockbreker atau pegas bila terjadi tekanan trauma mekanis yg menimpa pada kulit dan juga bagi tmpt penimbunan kalori
 Dibawah subcutis terdapat
 Selaput otot kemudian baru terdapat otot
Penyakit radang kulit yg mengenai lapisan atas kulit




Metode / teknik penularan dan penyebaran virus HIV AIDS :vDarah
 Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
 vCairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
 Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
 vCairan Vagina pada Perempuan
 Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
 vAir Susu Ibu / ASI
 Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.
 Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
 ØAir liur / air ludah / saliva
 ØFeses / kotoran / bab / tinja
 ØAir mata
 ØAir keringat
 ØAir seni / air kencing / air pipis / urin / urine
4. Pelengkap kulit (derivatif kulit)
 1. rambut
 berada diseluruh bagian tubuh
 Sebagian besar berupa rambut Vellus (rambut halus yg menggantikan lanugo ) dan tidak berwarna atau samar
 Rambut tumbuh dari folikel rambut diepidermis
Bentuk rambut
Rambut panjang : di kepala, pubis dan jenggot
Rambut pendek
Dilubang hidung , liang telinga dan alis
Rambut bulu lanugo
Diseluruh tubuh
Rambut seksual
Dipubis dan axilla
Hubungan fisiologi kulit dengan organ-organ lain
Sistem kulit membentuk permukaan eksternal tubuh dan melindungi dari dehidrasi, kimia lingkungan, dan pajanan terhadap agen asing. Sistem kulit dipisahkan dari sistem tubuh yang lain oleh jaringan subkutan namun tetap terhubung dengan sistem tubuh yang lain dengan sistem sirkulasi, limfatik serta sistem saraf. Hasilnya, aktifitas fisiologis kulit selalu terintegrasi dengan sistem-sistem tubuh yang lain.
1. Sistem skeletal
- Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna. Kalsium dan fosfor berfungsi unuk membangun dan memelihara tulang.
- Sistem skeletal menyediakan dukungan struktural untuk kulit.
2. Sistem muskular
- Kulit, melalui produksi vitamin D (calcitriol) membantu menyediakan ion kalsium yang berguna untuk kontraksi otot.
- Kontraksi otot di daerah kulit muka menghasilkan ekspresi wajah.
3. Sistem saraf
- Ujung saraf pada kulit akan menghantarkan sinyal terkait sentuhan, tekanan, suhu, dan nyeri.
- Sistem saraf pusat mengatur aliran darah dan pengeluaran keringat untuk termoregulasi.
- Sistem saraf menstimulasi kontraksi muskulus arektor pili untuk menegakkan rambut.
4. Sistem endokrin
- Keratinosit pada kulit membantu mengaktivasi vitamin D menjadi calcitriol, sebuah hormon yang mempermudah penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna.
- Hormon seks menstimulasi aktivitas kelenjar sebasea, mempengaruhi pertumbuhan, distribusi lemak subkutan, dan aktifitas kelenjar keringat.
- Hormon adrenal mengatur aliran darah di dermis dan membantu memobilisasi lemak di adiposit.
5. Sistem kardiovaskular
- Perubahan kimia setempat di kulit (dermis) akan menyebabkan perubahan vaskular (melebar atau menyempit) yang mempengaruhi aliran darah setempat.
- Sistem kardiovaskular menyediakan oksigen dan nutrien, menghantarkan hormon dan sel-sel imun.
- Pembuluh darah menghantarkan karbondioksida, sampah metabolisme, dan toksin.
- Sistem kardiovaskular menyediakan panas untuk mengatur suhu kulit.
6. Sistem limfatik dan imunologi
- Kulit adalah pertahanan pertama dalam imunitas, menyediakan sawar mekanik dan sekret kimia untuk menghalau penetrasi mikroba.
- Sel-sel Langerhans pada epidermis berperan dalam imunologi dengan cara pengenalan antigen terhadap agen asing.
- Makrofag memfagosit mikroba yang berhasil mempenetrasi permukaan kulit.
- Sistem limfatik melindungi integumen dengan menyediakan makrofag tambahan dan memobilisasi limfosit.
7. Sistem pernapasan
- Rambut hidung berfungsi menyaring partikel debu dari udara yang dihirup.
- Stimulasi pada ujung saraf nyeri dapat mengubah laju pernapasan.
- Sistem pernapasan menyediakan oksigen untuk jaringan dan mengeliminasi karbondioksida.
8. Sistem pencernaan
- Kulit mengaktifkan vitamin D3 (calcitriol) yang akan membantu penyerapan kalsium dan fosfor di saluran cerna.
- Sistem pencernaan menyediakan nutrien untuk sel dan simpanan lipid di adiposit.
9. Sistem saluran kemih
- Ginjal menerima sebagian hormon vitamin D dari kulit dan mengubahnya menjadi calcitriol
- Ekskresi sampah metabolisme melalui kelenjar keringat turut berperan dalam menentukan jumlah ekskresi melalui tubulus ginjal.
10. Sistem reproduksi
- Ujung saraf di kulit dan subkutan berespon terhadap stimulus erotik dan berkontribusi terhadap kepuasan seksual.
- Gerakan menghisap bayi pada puting susu ibu menstimulasi ujung saraf di kulit dan menyebabkan keluarnya ASI.
- Kelenjar susu (modifikasi dari kelenjar keringat) memproduksi ASI.
- Kulit mengalami pelebaran (hiperplasia) selama kehamilan terkait pertumbuhan fetus.
- Hormon-hormon seks mempengaruhi distribusi rambut, sel adiposa dan perkembangan
kelenjar payudara.
Keratinisasi kulit
Keratinisasi merupakan suatu proses pembentukan lapisan keratin dari sel-sel yang membelah. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, lalu sel basal akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang, mengalami apoptosis dan menjadi sel tanduk yang amorf. Sel-sel yang sudah mengalami keratinisasi akan meluruh dan digantikan dengan sel di bawahnya yang baru saja mengalami keratinisasi untuk kemudian meluruh kembali, begitu seterusnya. Proses ini memakan waktu sekitar empat minggu untuk epidermis dengan ketebalan 0.1 mm. Apabila kulit di lapisan terluar tergerus, seperti pada abrasi atau terbakar, maka sel-sel basal akan membelah lebih cepat. Mekanisme pertumbuhan ini terutama dipengaruhi oleh hormon epidermal growth factor (EPF).

Pembentukan warna pada kulit
Warna pada kulit dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pigmentasi epidermis dan sirkulasi kapiler yang ada di lapisan dermis.
Pigmentasi epidermis dipengaruhi oleh dua pigmen, yaitu karoten dan melanin
- Karoten merupakan pigmen merah-jingga yang berakumulasi di epidermis. Paling banyak terdapat di stratum korneum pada orang berkulit terang, juga di jaringan lemak pada lapisan dermis dan subkutis. Perubahan warna yang diakibatkan oleh karoten paling terlihat pada orang berkulit pucat, sedangkan pada orang berkulit gelap sulit terlihat. Karoten dapat dikonversi menjadi vitamin A yang diperlukan untuk pemeliharaan epitel dan sintesis fotoreseptor di mata.
- Melanin merupakan pigmen kuning-coklat, atau hitam yang diproduksi oleh melanosit. Melanosit sendiri berada di antara sel-sel basal dan memiliki juluran ke sel-sel di atasnya. Perbandingan jumlah melanosit dan sel basal bervariasi, mulai dari 1:20 sampai 1:4. Badan Golgi melanosit membentuk melanin dari tyrosin dengan bantuan Cu dan oksigen, lalu mengemasnya menjadi vesikel-vesikel melanosom. Melanosom ini akan dihantarkan melalui juluran melanosit dan mewarnai sel-sel keratin di atasnya sampai didegradasi oleh lisosom.
Jumlah melanosit baik pada orang kulit hitam maupun kulit putih adalah sama, yang berbeda adalah aktivitas dan produksi pigmennya (melanosit). Pada orang kulit pucat transfer melanosom hanya sebatas stratum spinosum, sedangkan pada orang berkulit gelap melanosom dapat dihantarkan hingga ke stratum granulosum.
Sirkulasi darah yang ada di dalam pembuluh kapiler pada dermis juga berperan dalam menentukan warna kulit. Hemoglobin yang fungsinya untuk mengangkut oksigen adalah bersifat pigmen. Ketika berikatan dengan oksigen, hemoglobin akan berwarna merah terang sehingga memberikan pewarnaan merah pada pembuluh kapiler. Ketika pembuluh-pembuluh tersebut mengalami dilatasi, maka warna merah pada kulit akan semakin jelas. Contohnya jika saat suhu tubuh sedang tinggi, maka pembuluh darah akan melebar untuk melepaskan panas dan pada saat yang sama akan menimbulkan citra merah pada kulit tersebut. Sebaliknya ketika suplai darah berkurang (misalnya pada gagal jantung) maka kulit akan berubah relatif pucat akibat penyempitan pembuluh kapiler.

Efek penuaan pada kulit
Usia yang menginjak 40 tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubahan-perubahan tertentu pada kulit. Kebanyakan perubahan tersebut terjadi di lapisan dermis.
- Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan jumlah dalam proses penuaan. Serat kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam bentuk yang tidak beraturan. Sedangkan serat elastin menjadi kehilangan elastisitasnya, menebal dan robek. Sehingga kulit pada penuaan akan menghasilkan gambaran celah yang disebut sebagai kerut.
- Sel-sel Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag menjadi kurang aktif sehingga menurunkan aktifitas imun pada kulit.
- Produksi keringat berkurang dan kelenjar sebasea akan mengecil sehingga produksi sebum akan berkurang menyebabkan kulit menjadi kering dan lebih rentan terhadap infeksi (karena mantel asam tidak efektif).
- Melanosit fungsional akan berkurang sehingga menyebabkan rambut berwarna putih (uban) dan pigmentasi yang atipikal. Sedangkan beberapa melanosit lain akan mengalami pembesaran dan menghasilkan ruam-ruam pigmen.
- Dinding pembuluh darah dermis menjadi lebih tebal dan kurang permeabel.
- Jaringan lemak adiposa menjadi longgar.
- Proses migrasi sel basal menjadi sel permukaan berjalan lebih lambat, sehingga penyembuhan apabila ada cedera juga menjadi lama.
Proses perbaikan pada kulit yang cedera
Kerusakan (cedera) pada kulit akan memicu suatu sekuens yang akan memperbaiki jaringan yang rusak. Terdapat dua jenis penyembuhan: (1) penyembuhan epidermis untuk cedera yang tidak terlalu dalam dan (2) penyembuhan mendalam, yaitu apabila cedera tidak hanya merusak jaringan epidermis saja, tapi juga ikut merusak jaringan dermis dan subkutan.
1. Penyembuhan epidermis
Penyembuhan epidermis terjadi apabila cedera terdapat hanya sebatas epidermis. Sel-sel basal yang dipisahkan oleh daerah cedera akan menyatu, dan berkembang mengisi daerah yang mengalami cedera. Mekanisme pengisian daerah cedera ini diperantarai oleh EGF (epidermal growth factor) yang akan menyebabkan sel basal berproliferasi dan menyebabkan penebalan epidermis yang rusak.
2. Penyembuhan mendalam
Penyembuhan mendalam terjadi apabila cedera meliputi hingga ke daerah dermis dan subkutis. Karena cederanya lebih luas dibandingkan dengan cedera epidermis saja, maka proses penyembuhannya lebih kompleks dibanding penyembuhan epidermis. Selain itu, terbentuknya jaringan parut dapat membuat daerah penyembuhan kehilangan fungsi fisiologisnya. Penyembuhan mendalam ini meliputi empat fase:
- Fase inflamatorik
Pada fase inflamatorik, terjadi peristiwa inflamasi (respons selular dan vaskular) yang meliputi antara lain vasodilatasi, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, serta rekrutmen sel-sel fagosit untuk mengeliminasi agen penyebab cedera/jejas. Selain itu pada fase inflamatorik juga terjadi penggumpalan darah untuk menyatukan daerah yang terpisah akibat cedera.
- Fase migratorik
Pada fase migratorik, terjadi perpindahan fibroblas untuk membentuk jaringan parut. Juga akan terbentuk keropeng di daerah cedera.
- Fase proliferatif
Pada fase proliferatif, terjadi pertumbuhan sel-sel epitel di bawah keropeng, deposisi fibroblas yang semakin banyak dan pembentukan kapiler-kapiler baru.
- Fase maturasi
Pada fase maturasi, keropeng yang terbentuk akan meluruh dan digantikan dengan jaringan sehat dan kulit kembali ke ketebalannya semula. Kolagen menjadi lebih tersusun, fibroblas berkurang, dan kapiler darah telah normal kembali.
KEPUSTAKAAN
1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 7-8.
2. Martini F. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 7th ed. USA: Pearson Education Inc; 2006. p. 153-78.
3. Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 11th ed. USA: John Wiley & Sons Inc; 2006. p. 145-70.
Thanks.........

Minggu, 27 Maret 2011

penyesalan yang selalu menghantui qoe

Suatu hari seekor burung
jatuh cinta pd mwr putih,,,,,,,,,
Kemudian burung itu melamar nya,,,,,,,,
Tetapi mwr putih menolak nya,,,,,,,,
dan berkata
''aq tak mncintai moe''
tp burung itu tdk prnh mnyrh,,,,,,,,
ia tetap mndtgi mwr ptih,,,,,,,,,,
Lalu mwr pth berkata
''jka aq berubah mnjdi mwr merah,
aq akan mncintai moe''
Akhirnya burung itupun dtng kmbli
tuk mmotong sayap nya dan
memercikkan darah nya pda mwr putih,,,,,,,
sehingga mwr putih berubah menjdi mwr merah,,,,,
kmudian mwr mnyadari betapa sang burung mncintai nya,,,,,,,,,,
akan tetapi smua nya sdh terlambat
krna sang burung sdh mti,,,,,,,,,
so,,,,,,,,
hrgailh cnta dan
perasaan orng yg mncintai moe,,,,,,,,,,,

cerita itu mengingatkan aq tentang seseorang yang pernah q sia-sia kan.......
dia benar-benar mencintai q tp mengapa q tidak memberikan kesempatan untuk nya masuk ke dalam hidup q.....
dan tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta q,ber'ulang-ulang u ungkapkan cinta moe n ber'ulang-ulang pun q tolak cinta moe......
sebenar nya aq hanya ingin melihat kesunguhan moe........
"aq juga mencintai moe"
sekarang aq sangat menyesali semua itu.......
masa depan mu suram karena aq.......
ya allah apa yang bisa aq lakukan untuk menebus semuanya??????
tp dya telah hidup bersama orang yang tidak dya cintai...........................