Minggu, 03 April 2011

FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKLETAL

 Muskulo = otot
 Skletal = tulang
SISTEM MUSKULOSKELETAL
(OTOT-RANGKA)
Otot (muscle)
Jaringan tubuh yang berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan
Rangka (skeletal)
Bagian tubuh yg terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi
Sistem Rangka dan Sendi
 Alat gerak tubuh manusia Þ sistem muskuloskeletal:
– Pasif® rangka (skeletal);
– Aktif ® otot (muscle)
 Rangka-tulang: jaringan ikat yg keras & kaku (jaringan penyokong); banyak mengandung mineral, zat perekat dan zat kapur.
 Tulang rawan, tulang, dan sendi
Fungsi Sistem Rangka
1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan lunak & organ
2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)
3. Produksi sel darah (red marrow)
4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak
5. Penggerak; dapat mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya persendian
Tulang rawan
 Berkembang dari mesenkim membentuk sel yg disebut kondrosit
 Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dgn substansi dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik.
 Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras). Tulang rawan
 Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks, ada 3 macam tulang rawan:
 Tulang rawan hialin: matriks mengandung seran kolagen; jenis yang paling banyak dijumpai
 Tulang rawan elastin: serupa dengan tulang rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit
 Tulang rawan
 Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks, ada 3 macam tulang rawan:
 3. Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan
 Pertumbuhan Tulang Rawan
 Ada 2 cara:
 Appositional growth; tumbuh dari luar ® sel pembentuk kartilago di dlm perikondrium menyekresi matriks baru ke permukaan luar kartilago yg sdh ada
 Interstisial growth; tumbuh dari dalam ® kondrosit yg berikatan dg lakuna di dlm kartilago membelah & menyekresi matriks baru & memperluas kartilago dari dalam
 Pertumbuhan tulang rawan berakhir selama periode dewasa
 Tulang
 Pembentuk jaringan tulang:
- sel-sel tulang (sel osteoprogenitor,
 osteoblast, osteosit, dan osteoklas)
- matriks
 Matriksnya mengandung unsur anorganik, terutama kalsium fosfat (hidroksiapatit)
 Tulang
 Secara makroskopik:
- Stratum spongiosum (rongga) = medulla tulang
- Stratum kompaktum (padat) = korteks tulang
 Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dlm kanalikuli tulang kompak
 Tulang
 Struktur Mikroskopis Tulang
 Sistem havers
 Lamella
 Lacuna
 Kanalikuli
 Struktur Mikroskopis Tulang
 Sistem Havers: saluran Havers (saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
 Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
 Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang).
 Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
 Dissections
 Deep
Dissection
 Osteocyte and Haversian canal:
 Osteocyte "bone cells", are embedded within the solid calcium phosphate matrix of solid bone.
 To sustain life and perform their functions, need access to blood vessels to obtain nutrients and excrete waste.
 Access to nutrients is provided by microscopic channels called Haversian Canals.
 Each canal contains blood vessels and a nerve
 Neuromuscular junction
 Periosteum
 Membran vaskuler fibrosa yang melapisi tulang, banyak pembuluh darah dan melekat erat pada tulang.
 Pada tulang yang
sedang tumbuh
terdapat lapisan
sel pembentuk
tulang diantara
periosteum dan tulang.
 Tulang
 Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi.
 Pada tulang yang sedang tumbuh terdiri atas 1 batang (diafisis) dan 2 ujung (epifisis)
 Tulang
 Tulang menurut bentuknya
 Ossa longa (tulang panjang): tulang yg ukuran panjangnya terbesar, cth: os humerus
 Ossa brevia (tulang pendek): tulang yg ketiga ukurannya kira-kira sama besar, cth: ossa carpi
 Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukuran lebarnya terbesar, cth: os parietale
 Ossa irregular (tulang tak beraturan), cth: os sphenoidale
 Ossa pneumatica (tulang berongga udara), cth: os maxilla
 Sistem skeletal/ rangka
 Tengkorak
 Sternum/dada
 Iga
 Vertebra
 Sacrum
 Tulang tengkorak
- Os Occipitale
- Os Parietale
- Os Temporale
- Os Frontale
- Os Sphenoid
- Os Ethmoid
-
 Tulang tengkorak
- Os Maxilla
- Os Palatine
- Os Nasal
- Vomer
- Concha nasal inferior
- Os Zygomatic
- Os Lacrimal
- Mandibula
- Ossicles auditori & Os Hyoid
 Penanganan fraktur
 Recognisi = mengenal fraktur (terbuka/tertutup, lokasi)
 Reposisi = mengembalikan posisi tulang ke posisi anatomis
 Retensi = mempertahankan posisi tulang yang sudah baik
 Rehabilitasi = meningkatkan fungsi tulang
 Extremitas atas
 Os Scapula
 Os Clavicula
 Os Humerus
 Os Radius
 Os Ulna
 Os Carpals
 Ossa Metacarpals
 Ossa Phalanges
 Sendi
 Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.
 Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.
 3 Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya
 Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
 Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.
 Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.
 Sendi berdasarkan jenis persambungannya
 Sinartrosis
 Sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara kedua ujung tulang yang bersendi terdapat suatu jaringan
 Diartrosis
 Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang yg bersendi terdapat rongga (cavum articulare)
 Sinartrosis
 Syndesmosis: jaringan penghubungnya merupakan jaringan ikat :

a. Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh
jaringan ikat yg tipis. Cth: di antara tulang-
tulang tengkorak
 b. Schindylesis: lempeng pd tulang yg satu
terjepit di dlm celah pada tulang lain. Cth
antara rostrum sphenoid & vomer
 Sinartrosis
 c. Ghomphosis: tulang yg 1 berbentuk kerucut
masuk ke dalam lekuk yg sesuai dgn bentuk
itu pd tlng lain.Cth: antara gigi dg rahang
 d. Syndesmosis elastica: jar ikat penghubungnya
merupakan jar ikat elastin. Cth: di antara arc.
Vertebra oleh lig.flavum
 e. Syndesmosis fibrosa: jar ikat penghubungnya
merupakan serat kolagen. Cth: antara ulna &
 radius oleh membran interossa antebrachii
 Sinartrosis
 Synchondrosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang rawan. Cth:antara epifisis & diafisis sebelum penulangan selesai, antara kedua ossa pubica
 Synostosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang. Cth: antara epifisis & diafisis setelah penulangan selesai, antara os ilium, os pubis, dan os ischium
 Diartrosis
 Pada diartrosis terdapat bagian-bagian sbb:
 Ujung-ujung tulang yg bersendi:
kepala sendi (caput articulare)
& lekuk sendi (cavitas glenoidalis)
 Simpai sendi (capsula articularis): stratum fibrosum (bgn luar) & stratum synoviale (bgn dlm)
 Rongga sendi (cavum articulare) berisi cairan synovial
 Diartrosis
 Alat-alat khusus:
- Tendon: membatasi gerak sendi & sbg
 penyokong mekanik
- Kartilago & bantalan lemak (fat pads): discus &
meniscus articulares sbg alat menerima
 tumbukan, penyangga, & untuk mengurangi
 diskongruen
- Kandung sega (bursae mucosae) untuk
 memudahkan gerakan sendi
- Ligament (accessories, extracapsular, &
 intracapsular ligaments)
 Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
 Sendi kejur (amphiartrosis): kemampuan gerak sangat sedikit

-Symphysis; dihubungkan oleh fibrokartilago. Contoh : discus intervertebralis, symphysis pubis
 Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
 Articulationes: kemampuan gerak luas
a. Sendi sumbu 1
(1) sendi engsel/ hinge joint (ginglymus): sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang.
 Cth: art.interphalangeae, humero-ulnaris

(2) sendi kisar/ pivot joint (art trochoidea): sumbu gerak kira-kira sesuai dgn arah panjang tulang.
 Cth: art.radioulnaris,atlantodentalis
 Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
 Articulationes: kemampuan gerak luas

b. Sendi sumbu 2: kedua sumbu gerak berpotongan tegak lurus
(1) Sendi telur/ ellipsoidal joint (art. Ellipsoidea): kepala sendi cekung berbentuk ellipsoid dg sumbu panjang & sumbu pendek.
Cth: art.radiocarpae
(2) Sendi pelana/saddle joint (art.sellaris): permukaan sendi berbentuk pelana; arah sumbu yg satu permukaannya cembung & arah sumbu yg lain cembung. Cth: art.carpo-metacarpea
 Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
 c. Sendi sumbu 3 (arthroida): kemampuan gerak paling luas; kepala sendi berbentuk bola
(1) Sendi peluru/ ball & socket joint (art.
Globoidea): lekuk sendi mencakup kurang
dari setengah kepala sendi. Cth: art.humeri
(sendi bahu)
 (2) Sendi buahpala (enarthrosis
spheroidea): lekuk sendi mencakup
lebih dari setengah kepala sendi. Cth:
art coxae (sendi panggul)
 Penstabil sendi
 Jaringan kolagen kapsula sendi & ligamen.
 Bentuk permukaan sendi ® menentukan gerakan spesifik sendi
 Adanya tulang lain, otot rangka, & bantalan lemak pada sendi
 Tegangan pada tendon yang menempel pada tulang yang bersendi
 Gerakan Sendi
 Gerakan lurus (linear motion) – gliding
 Gerakan sudut (angular motion)
* fleksi-ekstensi-hiperekstensi
* abduksi-adduksi
* sirkumduksi
 Gerakan putar (rotation)
* rotasi kanan-kiri
* rotasi medial-lateral
* pronasi-supinasi
 Gerakan Sendi
 4. Gerakan khusus
* inversi-eversi
* dorsofleksi-plantar fleksi
* opposisi
* protraksi-retraksi
* elevasi-depresi
* fleksi lateral
 Otot
 Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya merupakan protein tubuh & ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat
 Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot
 Fungsi Sistem Otot Rangka
 Menghasilkan gerakan rangka.
 Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
 Menyokong jaringan lunak.
 Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dlm sistem tubuh.
 Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi ® panas
 3 Tipe jaringan otot
 Otot polos
 Otot rangka
 Otot jantung
 3 Tipe jaringan otot
 Otot polos
 Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
 Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
 Serat otot polos (tidak berserat),
 Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES,
 Sumber energi terutama dari metabolisme aerobik,
 Awal kontraksi lambat, kadang mengalami tetani, tahan thd kelelahan
 3 Tipe jaringan otot
 Otot rangka
 Memiliki banyak inti,
 Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
 Melekat pada tulang,
 Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS),
 Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik,
 Awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah
 3 Tipe jaringan otot
 Otot jantung
 Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
 dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
 Serat otot berserat,
 Hanya ada di jantung,
 Sumber Ca2+ dari CES & RS,
 Sumber energi dari metabolisme aerobik,
 Awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
 3 Tipe Jaringan Otot
 Struktur Otot Rangka
 Tendon
Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Tendon: jaringan ikat fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih yg menghubungkan otot rangka dengan tulang.
 Struktur Otot Rangka
 Fascia
- Otot rangka mrpkn kumpulan fasciculus (berkas sel otot
berbentuk silindris yg diikat oleh jaringan ikat).
- Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat
yg disebut epimysium (fascia).
- Setiap fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium
- Di dlm fascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot.
- Di antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit
yg berfungsi dlm perbaikan jaringan otot yang rusak.
Sel otot® serat otot (endomysium)® fascicle ® fasciculus (perimysium)® fascia (epimysium)® otot rangka (organ)
 Struktur Otot Rangka
 Sarcolemma (membran sel/serat otot) & Sarcoplasma
 Unit struktural jaringan otot ialah serat otot (diameter 0,01-0,1 mm;panjang 1-40 mm).
 Besar dan jumlah jaringan, terutama jaringan elastik, akan meningkat sejalan dengan penambahan usia.
 Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yg disebut sarcolemma.
 Protoplasma serat otot yg berisi materi semicair disebut sarkoplasmA.
 Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yg disebut miofibril.
 Struktur Otot Rangka
 Miofibril (diameter 1-2mm)
 Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan.
 Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh miosin
 Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin & tropomiosin)
 Struktur Otot Rangka
 Sarkomer
 1 sarkomer tdd:
- filamen tebal,
- filamen tipis,
- protein yg menstabilkan posisi filamen tebal & tipis, &
- protein yg mengatur interaksi antara filamen tebal & tipis.
 Pita gelap (pita/ bands A~anisotropic); pita terang (pita/bands I ~isotropic)
 Filamen tebal tdp di tengah sarkomer Pita A, tdd 3 bgn:
- garis M; zona H; dan zona overlap
 Filamen tebal tdp pd pita I;
 garis Z mrp batas antara 2 sarkomer yg berdekatan & mengandung protein Connectins yg menghubungkan filamen tiois pd sarkomer yg berdekatan.
 Struktur Otot Rangka
 Retikulum sarkoplasma
 Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot
 » retikulum endoplasma di sel lain.
 Tdd tubulus-tubulus yg sejajar dg miofibril, yg pd garis Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus transversal (Tubulus T).
 Tempat penyimpanan ion Ca2+.
 Tubulus T ® saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.
 Tubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
 Struktur Otot Rangka
 Motor end plates
merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
 Komposisi Otot Rangka
 Komposisi Otot Rangka
 Otot merah & putih
Otot merah ® bny mengandung pigmen pernapasan yaitu mioglobin, yg berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah (ekstrasel) ke mitokondria (intrasel) Þ kapasitas metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn aktivitas siklus Krebs dan enzim transport elektron yang kuat

Otot putih ® krn kurang mioglobin Þ kapasitas glikolisis anaerobik yang tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat.
 Komposisi Otot Rangka
 Ekstraktif
Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin, kreatinin fosfat, ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat mrpkn zat yang ‘kaya energi’
 Protein
Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd proses glikolisis mrpkn protein sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk struktur otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin.
 4 Pola pengorganisasian otot rangka
 Parallel muscle
 Convergent muscle
 Pennate muscle
 Circular muscle
 Axial musculature
- melekat pd rangka aksial
- memposisikan kepala, tulang belakang;
menggerakkan tulang iga
- mencakup 60% otot rangka tubuh
 Appendicular musculature
- menstabilkan atau menggerakkan
komponen rangka appendikular
- mencakup 40% otot rangka tubuh
Tulang rawan
Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks, ada 3 macam tulang rawan:
1. Tulang rawan hialin: matriks mengandung seran kolagen; jenis yang paling banyak dijumpai
2. Tulang rawan elastin: serupa dengan tulang rawan hialin tetapi lebih banyak serat elastin yang mengumpul pada dinding lakuna yang mengelilingi kondrosit
Tulang rawan
Berdasarkan jenis & jumlah serat di dalam matriks, ada 3 macam tulang rawan:
3. Fibrokartilago: tidak pernah berdiri sendiri tetapi secara berangsur menyatu dengan tulang rawan hialin atau jaringan ikat fibrosa yang berdekatan
Pertumbuhan Tulang Rawan
Ada 2 cara:
1. Appositional growth; tumbuh dari luar ® sel pembentuk kartilago di dlm perikondrium menyekresi matriks baru ke permukaan luar kartilago yg sdh ada
2. Interstisial growth; tumbuh dari dalam ® kondrosit yg berikatan dg lakuna di dlm kartilago membelah & menyekresi matriks baru & memperluas kartilago dari dalam
Pertumbuhan tulang rawan berakhir selama periode dewasa
Tulang
Pembentuk jaringan tulang:
- sel-sel tulang (sel osteoprogenitor,
osteoblast, osteosit, dan osteoklas)
- matriks
Matriksnya mengandung unsur anorganik, terutama kalsium fosfat (hidroksiapatit)
Tulang
Secara makroskopik:
- Stratum spongiosum (rongga) = medulla tulang
- Stratum kompaktum (padat) = korteks tulang
Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dlm kanalikuli tulang kompak
Tulang
Struktur Mikroskopis Tulang
Sistem havers
Lamella
Lacuna
Kanalikuli
Struktur Mikroskopis Tulang
Sistem Havers: saluran Havers (saraf, pembuluh darah, aliran limfe)
Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang).
Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).
Dissections
Deep
Dissection
Osteocyte and Haversian canal:
Osteocyte "bone cells", are embedded within the solid calcium phosphate matrix of solid bone.
To sustain life and perform their functions, need access to blood vessels to obtain nutrients and excrete waste.
Access to nutrients is provided by microscopic channels called Haversian Canals.
Each canal contains blood vessels and a nerve
Neuromuscular junction
Periosteum
Membran vaskuler fibrosa yang melapisi tulang, banyak pembuluh darah dan melekat erat pada tulang.
Pada tulang yang
sedang tumbuh
terdapat lapisan
sel pembentuk
tulang diantara
periosteum dan tulang.
Tulang
Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi.
Pada tulang yang sedang tumbuh terdiri atas 1 batang (diafisis) dan 2 ujung (epifisis)
Tulang
Tulang menurut bentuknya
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yg ukuran panjangnya terbesar, cth: os humerus
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yg ketiga ukurannya kira-kira sama besar, cth: ossa carpi
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukuran lebarnya terbesar, cth: os parietale
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), cth: os sphenoidale
5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), cth: os maxilla
Sistem skeletal/ rangka
Tengkorak
Sternum/dada
Iga
Vertebra
Sacrum
Tulang tengkorak
- Os Occipitale
- Os Parietale
- Os Temporale
- Os Frontale
- Os Sphenoid
- Os Ethmoid
-
Tulang tengkorak
- Os Maxilla
- Os Palatine
- Os Nasal
- Vomer
- Concha nasal inferior
- Os Zygomatic
- Os Lacrimal
- Mandibula
- Ossicles auditori & Os Hyoid
Penanganan fraktur
Recognisi = mengenal fraktur (terbuka/tertutup, lokasi)
Reposisi = mengembalikan posisi tulang ke posisi anatomis
Retensi = mempertahankan posisi tulang yang sudah baik
Rehabilitasi = meningkatkan fungsi tulang
Extremitas atas
Os Scapula
Os Clavicula
Os Humerus
Os Radius
Os Ulna
Os Carpals
Ossa Metacarpals
Ossa Phalanges
Sendi
Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.
Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.
3 Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya
Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.
Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.
Sendi berdasarkan jenis persambungannya
Sinartrosis
Sendi yang terdapat kesinambungan karena di antara kedua ujung tulang yang bersendi terdapat suatu jaringan
Diartrosis
Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di antara tulang yg bersendi terdapat rongga (cavum articulare)
Sinartrosis
1. Syndesmosis: jaringan penghubungnya merupakan jaringan ikat :

a. Sutura: tepi-tepi tulang dihubungkan oleh
jaringan ikat yg tipis. Cth: di antara tulang-
tulang tengkorak
b. Schindylesis: lempeng pd tulang yg satu
terjepit di dlm celah pada tulang lain. Cth
antara rostrum sphenoid & vomer
Sinartrosis
c. Ghomphosis: tulang yg 1 berbentuk kerucut
masuk ke dalam lekuk yg sesuai dgn bentuk
itu pd tlng lain.Cth: antara gigi dg rahang
d. Syndesmosis elastica: jar ikat penghubungnya
merupakan jar ikat elastin. Cth: di antara arc.
Vertebra oleh lig.flavum
e. Syndesmosis fibrosa: jar ikat penghubungnya
merupakan serat kolagen. Cth: antara ulna &
radius oleh membran interossa antebrachii
Sinartrosis
2. Synchondrosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang rawan. Cth:antara epifisis & diafisis sebelum penulangan selesai, antara kedua ossa pubica
3. Synostosis: jaringan penghubungnya jaringan tulang. Cth: antara epifisis & diafisis setelah penulangan selesai, antara os ilium, os pubis, dan os ischium
Diartrosis
Pada diartrosis terdapat bagian-bagian sbb:
1. Ujung-ujung tulang yg bersendi:
kepala sendi (caput articulare)
& lekuk sendi (cavitas glenoidalis)
2. Simpai sendi (capsula articularis): stratum fibrosum (bgn luar) & stratum synoviale (bgn dlm)
3. Rongga sendi (cavum articulare) berisi cairan synovial
Diartrosis
4. Alat-alat khusus:
- Tendon: membatasi gerak sendi & sbg
penyokong mekanik
- Kartilago & bantalan lemak (fat pads): discus &
meniscus articulares sbg alat menerima
tumbukan, penyangga, & untuk mengurangi
diskongruen
- Kandung sega (bursae mucosae) untuk
memudahkan gerakan sendi
- Ligament (accessories, extracapsular, &
intracapsular ligaments)
Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
1. Sendi kejur (amphiartrosis): kemampuan gerak sangat sedikit

-Symphysis; dihubungkan oleh fibrokartilago. Contoh : discus intervertebralis, symphysis pubis
Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
2. Articulationes: kemampuan gerak luas
a. Sendi sumbu 1
(1) sendi engsel/ hinge joint (ginglymus): sumbu gerak tegak lurus pada arah panjang tulang.
Cth: art.interphalangeae, humero-ulnaris

(2) sendi kisar/ pivot joint (art trochoidea): sumbu gerak kira-kira sesuai dgn arah panjang tulang.
Cth: art.radioulnaris,atlantodentalis
Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
2. Articulationes: kemampuan gerak luas

b. Sendi sumbu 2: kedua sumbu gerak berpotongan tegak lurus
(1) Sendi telur/ ellipsoidal joint (art. Ellipsoidea): kepala sendi cekung berbentuk ellipsoid dg sumbu panjang & sumbu pendek.
Cth: art.radiocarpae
(2) Sendi pelana/saddle joint (art.sellaris): permukaan sendi berbentuk pelana; arah sumbu yg satu permukaannya cembung & arah sumbu yg lain cembung. Cth: art.carpo-metacarpea
Diartrosis berdasarkan kemungkinan gerak
c. Sendi sumbu 3 (arthroida): kemampuan gerak paling luas; kepala sendi berbentuk bola
(1) Sendi peluru/ ball & socket joint (art.
Globoidea): lekuk sendi mencakup kurang
dari setengah kepala sendi. Cth: art.humeri
(sendi bahu)
(2) Sendi buahpala (enarthrosis
spheroidea): lekuk sendi mencakup
lebih dari setengah kepala sendi. Cth:
art coxae (sendi panggul)
Penstabil sendi
1. Jaringan kolagen kapsula sendi & ligamen.
2. Bentuk permukaan sendi ® menentukan gerakan spesifik sendi
3. Adanya tulang lain, otot rangka, & bantalan lemak pada sendi
4. Tegangan pada tendon yang menempel pada tulang yang bersendi
Gerakan Sendi
1. Gerakan lurus (linear motion) – gliding
2. Gerakan sudut (angular motion)
* fleksi-ekstensi-hiperekstensi
* abduksi-adduksi
* sirkumduksi
3. Gerakan putar (rotation)
* rotasi kanan-kiri
* rotasi medial-lateral
* pronasi-supinasi
Gerakan Sendi
4. Gerakan khusus
* inversi-eversi
* dorsofleksi-plantar fleksi
* opposisi
* protraksi-retraksi
* elevasi-depresi
* fleksi lateral
Otot
Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya merupakan protein tubuh & ½-nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat
Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot
Fungsi Sistem Otot Rangka
1. Menghasilkan gerakan rangka.
2. Mempertahankan sikap & posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk & keluar saluran dlm sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:energi ® panas
3 Tipe jaringan otot
1. Otot polos
2. Otot rangka
3. Otot jantung
3 Tipe jaringan otot
1. Otot polos
 Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
 Dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
 Serat otot polos (tidak berserat),
 Terdapat di organ dalam tubuh (viseral), sumber Ca2+ dari CES,
 Sumber energi terutama dari metabolisme aerobik,
 Awal kontraksi lambat, kadang mengalami tetani, tahan thd kelelahan
3 Tipe jaringan otot
2. Otot rangka
 Memiliki banyak inti,
 Dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
 Melekat pada tulang,
 Sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS),
 Sumber energi dr metabolisme aerobik & anaerobik,
 Awal kontraksi cepat, mengalami tetani, & cepat lelah
3 Tipe jaringan otot
3. Otot jantung
 Memiliki 1 inti yg berada di tengah,
 dipersarafi oleh saraf otonom (involunter),
 Serat otot berserat,
 Hanya ada di jantung,
 Sumber Ca2+ dari CES & RS,
 Sumber energi dari metabolisme aerobik,
 Awal kontraksi lambat, tdk mengalami tetani, & tahan thd kelelahan
3 Tipe Jaringan Otot
Struktur Otot Rangka
Tendon
Hampir semua otot rangka menempel pada tulang. Tendon: jaringan ikat fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih yg menghubungkan otot rangka dengan tulang.
Struktur Otot Rangka
Fascia
- Otot rangka mrpkn kumpulan fasciculus (berkas sel otot
berbentuk silindris yg diikat oleh jaringan ikat).
- Seluruh serat otot dihimpun menjadi satu oleh jaringan ikat
yg disebut epimysium (fascia).
- Setiap fasciculus dipisahkan oleh jar.ikat perimysium
- Di dlm fascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot.
- Di antara endomysium & berkas serat otot tersebar sel satelit
yg berfungsi dlm perbaikan jaringan otot yang rusak.
Sel otot® serat otot (endomysium)® fascicle ® fasciculus (perimysium)® fascia (epimysium)® otot rangka (organ)
Struktur Otot Rangka
Sarcolemma (membran sel/serat otot) & Sarcoplasma
Unit struktural jaringan otot ialah serat otot (diameter 0,01-0,1 mm;panjang 1-40 mm).
Besar dan jumlah jaringan, terutama jaringan elastik, akan meningkat sejalan dengan penambahan usia.
Setiap 1 serat otot dilapisi oleh jaringan elastik tipis yg disebut sarcolemma.
Protoplasma serat otot yg berisi materi semicair disebut sarkoplasmA.
Di dalam matriks serat otot terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yg disebut miofibril.
Struktur Otot Rangka
Miofibril (diameter 1-2mm)
Di bawah mikroskop, miofibril akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan.
Pita gelap (thick filament) dibentuk oleh miosin
Pita terang (thin filament) dibentuk oleh aktin, troponin & tropomiosin)
Struktur Otot Rangka
Sarkomer
1 sarkomer tdd:
- filamen tebal,
- filamen tipis,
- protein yg menstabilkan posisi filamen tebal & tipis, &
- protein yg mengatur interaksi antara filamen tebal & tipis.
Pita gelap (pita/ bands A~anisotropic); pita terang (pita/bands I ~isotropic)
Filamen tebal tdp di tengah sarkomer Pita A, tdd 3 bgn:
- garis M; zona H; dan zona overlap
Filamen tebal tdp pd pita I;
garis Z mrp batas antara 2 sarkomer yg berdekatan & mengandung protein Connectins yg menghubungkan filamen tiois pd sarkomer yg berdekatan.
Struktur Otot Rangka
Retikulum sarkoplasma
Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan otot
» retikulum endoplasma di sel lain.
Tdd tubulus-tubulus yg sejajar dg miofibril, yg pd garis Z dan zona H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus transversal (Tubulus T).
Tempat penyimpanan ion Ca2+.
Tubulus T ® saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.
Tubulus T dan retikulum sarkoplasma berperan dlm metabolisme, eksitasi, dan kontraksi otot.
Struktur Otot Rangka
Motor end plates
merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
Komposisi Otot Rangka
Komposisi Otot Rangka
Otot merah & putih
Otot merah ® bny mengandung pigmen pernapasan yaitu mioglobin, yg berfungsi membawa oksigen dari kapiler darah (ekstrasel) ke mitokondria (intrasel) Þ kapasitas metabolisme oksidatif yang lebih tinggi dgn aktivitas siklus Krebs dan enzim transport elektron yang kuat

Otot putih ® krn kurang mioglobin Þ kapasitas glikolisis anaerobik yang tinggi dgn aktivitas enzim glikolisis dan fosforilase yang kuat.
Komposisi Otot Rangka
Ekstraktif
Yaitu zat non-protein yang larut dlm air meliputi kreatinin, kreatinin fosfat, ADP, asam amino, asam laktat, dll. Zat yang memiliki struktur grup fosfat mrpkn zat yang ‘kaya energi’
Protein
Komponen enzim otot yang mengkatalisis berbagai tahapan pd proses glikolisis mrpkn protein sarkoplasmik. Protein lain yang membentuk struktur otot ialah miosin, aktin, troponin, dan tropomiosin.
4 Pola pengorganisasian otot rangka
1. Parallel muscle
2. Convergent muscle
3. Pennate muscle
4. Circular muscle
Axial musculature
- melekat pd rangka aksial
- memposisikan kepala, tulang belakang;
menggerakkan tulang iga
- mencakup 60% otot rangka tubuh
Appendicular musculature
- menstabilkan atau menggerakkan
komponen rangka appendikular
- mencakup 40% otot rangka tubuh

Thnks.......semoga bermanfaat


Bye: me’i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar