Minggu, 26 Juni 2011

ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TENTANG
OTONOMI DAN BENEFICIENCE

Dosen Pembimbing: Ns.Vivi Okta Sanggara,S.Kep
Disusun Oleh Kelompok I:
Adria efendi
Dina permata sari
Feni widia
Indah widia satri
Meri Yanti
Ony fauzia harzah
Rama risni zarafia
Silvia anggraini
Vivi anggia

S1 Keperawatan
STIKES PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
2010/2011


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Tujuan
Bab II: Pembahasan
Otonomy
Berbuat baik (Beneficience)
Bab III: Penutup
Kesimpulan
Saran




Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena Rahmat dan Karunianya sehingga makalah tentang Perkembangan Organisasi Profesi Keperawatan ini dapat kami susun.
Makalah ini kami susun sesuai dengan tugas kami sebagai mahasiswa keperawatan akan kebutuhan kami dalam proses mencari bahan perkuliahan tentang Etika dan Hukum Keperawatan.
Makalah ini dapat di gunakan untuk semua kalangan dan profesi, supaya mereka bisa mendapatkan informasi mengenai apa yang kami bahas dalam makalah kami ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan pada beberapa buku dari berbagai perpustakaan, baik dari perpustakaan umum sampai perpustakaan khusus seperti perpustakaan Rumah Sakit Ahmat Muchtar Bukittinggi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini terutama pada oarang tua kami yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada kami. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah ini.
Besar harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan khususnya dan kesehatan pada umumnya.

Bukittinggi, April 2011


Pemakalah



BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan /asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu dasar holistik. Tetapi sebelum mencapai itu, perawat juga mengikuti sekolah sampai ia mendapat ilmu pengetahuan serta mengetahui lembaga-lembaga yang terkait dalam keperawatan. Perawat memandang pasien/klien sebagai makhluk bio-psiko-sosiokultural dan spiritual yang berespon secara holistikdan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa lepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien .
Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika dan mengetahui otonomi dan berbuat baik karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia. Perawat harus bertundak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya.
Otonomi dan deficience dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para perawat dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama.
Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan.

Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat/kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai-pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan perawat.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar pembaca otonomi dan deficience seorang perawat.
2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai berbuat baik dalam keperawatan.
3. Mengetahui apa prinsip-prinsip otonomi.












BAB II
PEMBAHASAN

A. otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Beberapa tindakan yang tidak memperhatikan otonomi adalah Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu sebelumnya Melakukan sesuatu tanpa memberikan informasi relefan yang penting diketahui klien dalam membuat suatu pilihan Memberitahukan klien bahwa keadannya baik padahal terdapat gangguan atau penyimangan Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki informasi tersebut Memaksa klien memberikan informasi tentang hal-hal yang mereka sudah tidak bersedia menjelaskan nya.
Perawat menghargai manusia dalam penerapan otonomi, termasuk juga menghargai profesi lain dalam lingkup tugas perawat,misalnya dokter,ahli farmasi dan sebagainya.
Bagaimana kita bisa melihat otonomi profesi perawat?.........

Begini ceritanya :
Misalkan ada pasien datang menderita katakanlah " Penyakit Jantung"
Bila pasien ini tidak ditolong, pasien akan mengalami komplikasi lebih lanjut; apa za ?...... ya bisa kardiogenik syok, disrithmia, gagal jantung, dsb.
Nah untuk masalah itu, perawat nggak bisa buat pesan-pesan primer untuk mencegah atau mengatasi masalah.Untuk mengatasi atau mencegah masalah itu diperlukan pesan-pesan dari Dokter. Maka masalah itu disebut Masalah Kolaboratif.
Lalu apa pekerjaan otonom / mandiri perawat?????.....lihat saja.....pasien ini mengalamibanyak respon terhadap kondisi sakitnya.....apa saja ya ; misal dia cemas, dia gak bisa makan karena mual, dia berduka karena sakit yang dialami, dia kesepian, and masih banyak lagi...belum lagi nafasnya yang tersengal-sengal...dia perlu "Caring Person". Itulah perawat dia bisa buat "Pesan-Pesan Mandiri" untuk merawat, memberi perhatian pasien ini. Menolong mereka memenuhi "Kebutuhan Dasarnya", dan jika pasien ini tidak akan terselamatkan, perawat ini dengan sikap "Care" nya menolong individu ini untuk "Meninggal dengan damai" Itulah Fungsi Otonomi Perawat : "The Caring Person"...

Bila perawat memberi obat-obatan atas pesan dokter, itu sebenarnya hanyalah menolong individu ini memperoleh akses kepada pengobatan yang dibutuhkan.

Jadi Perawat bukan Pembantu Dokter,.tetapi "Caring Person"


B. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
contohnya :
Seorang klien yang mempunyai kepercayan bahwa pemberian transpusi darah bertentangan dengan keyakinanya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis . Sebelumnya kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyatan tertulis kepada dokter bahwa iya tidak mau dilakukan transpusi darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk dan terdapat pendarahan hebat, dokter seharusnya mengentruksikan untuk memberikan transpusi darah dalam hal ini akhirnya transpusi darah tidak diberikan karna prinsip beneficience. Walaupun sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi penyalah gunaan prinsip maleficienci (tidak melukai)





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, demi kesempurnaan makalah ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan seorang tenaga kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar